Rabu, 16 Oktober 2013

Peran Pemuda Muslim di Era Kebangkitan Peradaban Islam

 
1. Pendahuluan

Makna Dan Nilai Pemuda Muslim

Youth is the strongests”. Pemuda adalah kekuatan, kekuasaan, vitalitas dan energik Mungkin kalimat itulah yang pantas, pas, dan cocok untuk menggambarkan akan besarnya potensi yang dimiliki setiap pemuda. Seperti yang pernah digambarkan oleh Mustafa ar-Rafe’i bahwa masa muda laksana matahari yang terbit di pagi hari kekuatan pancarannya menyinari jagad raya ini, tak seperti ketika terbenamnya di senja hari. Allah swt. pernah menggambarkan masa muda itu adalab masa di antara dua kelemahan. Sebagaimana firman-Nya:

Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikankanmu sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah kuat itu lemah kembali dan berubah. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (ar-Rum: 54).

Secara eksplisit ayat ini menjelaskan tiga fase utama dalam kehidupan manusia; masa kanak-kanak, masa muda dan masa tua. Untuk fase pertama dan terakhir dalam kehidupan manusia ditandai dengan kelemahan dan ketergantungan. Sedang fase kedua dalam kehidupan manusia ditandai dengan kekuatan, keperkasaan dan semangat tinggi.

Tidak dapat disangkal lagi bahwa masa muda Secara universal baik fisik, mental, intelektual dan potensialitasnya mencapai tingkat perkembangan dan pemanfaatan yang optimum. Masa muda adalah masa ketika fikiran menunjukkan kapasitas dan kapabilitas intensif dalam bentuk prima. Bahkan Islam pun memberikan porsi dan catatan tersendiri akan eksistensi pemuda dalam kehidupannya. Rasulullah saw. telah memberikan semacam nilai tambah dan penghargaan pada makna dan nilai pemuda. Hal itu terermin dalam sabda beliau yang meminta kepada pemuda untuk memanfaatkan potensi yang ia miliki untuk memperjuangkan agama Allah ini. Kemudian beliau menyebutkan bahwa tujuh macam orang yang pada “yaumul-hisab” (hari Qiamat pen) kelak akan mendapatkan perlindungan (proteksi) termasuk pemuda yang menghabiskan waktunya dan menjadi dewasa dalam pengabdian kepada Allah swt. Dan masih banyak lagi hadits-hadits yang intinya menggugah dan mengungkapkan masalah pemuda.

Walhasil, Islam memerintahkan kepada ummatnya, khususnya para pemuda untuk benar-benar memanfaatkan dan menggunakan nikmat yang Allah swt. berikan itu (berupa potensi kekuatan) untuk suatu tujuan mulia; yaitu menegakkan panji-panji Islam di muka planet bumi ini. Dalam kontek tulisan ini “Peran Pemuda Muslim Di Era Kebangkitan Peradaban Islam”, penulis ingin sedikit membahas tentang peran global pemuda Muslim dalam upaya membangkitkan peradaban Islam yang pernah jaya pada masanya. Hal ini juga karena mengingat adanya fenomena-fenomena yang memberikan indikasi kebangkitan peradaban Islam kembali (era Shahwah lslamiyah). “Mengapa mesti pemuda yang diserahi peran untuk menimbulkan atau memunculkan kembali Peradaban Islam?”. Sebab pemudalah yang akan melanjutkan estafet perjuangan generasi tua.

2. Kehancurun Peradaban Barat dan Timur (Komunis)

Sebelum kita membahas tentang peran pemuda lebih jauh, patut kiranya kita menengok sekilas kepada dua buah peradaban yang sangat mendominasi kehidupan dunia. Ia adalah Peradab n Barat dan Timur (Komunis).

Sebagaimana sama-sama kita ketahui bahwa manusia adalab makhluq yang terdiri dari jasad dan ruh. Komposisi demikian ini tidak mungkin akan berjalan kecuali di atas yang memenuhi dua aspek-aspek jasadiyah dan aspek ruhiyah. Mengabaikan satu di antara dua aspek tersebut akan menimbulkan kehancuran manusia.

Kita juga tahu bahwa asas peradaban Barat berdiri di atas tonggak materialis dan kapitalis yang kosong dan kerohanian agama. Hal inilah yang menjadikan alasan kuat akan kehancuran peradaban Barat. Sejarah telah membuktikan kehancuran Peradaban Barat mulai Athena, Roma, dan peradaban Persi sampai terakhir dengan Peradaban Barat Modern. Apalagi dengan kedatangan falsafah Karl Marx dan Engels yang yahudi itu pada abad 20 telah menciptakan keadaan semakin buruk, karena falsafah itu semakin menjauhkan manusia dan ketentraman dan ketenangan jiwa.

Negara komunis Modern-pun (Sovyet) ternyata tidak mampu memperaiki kondisi kehidupan rakyat komunis. Bahkan Ia tidak akan pernah mampu dengan falsafah materialismenya menyelamatkan masyarakat itu dari kesukaran, ketakutan dan kesengsaraan. Mengapa? karena dalam falsafah komunis mengandung sejenis tekanan dan intimidasi terhadap penganutnya. Falsafah komunis itu telah jelas-jelas mengingkari eksistensi Tuhannya dan menolak semua bentuk agama. ini berarti ia telah membuang begitu saja “senjata pamungkas” manusia (pemeluknya) untuk mengusir rasa takut, krisis jiwa, malapetaka yang semuanya itu hanya dengan aspek.ruhiyah. Dan sejarah pun telah mencatat ketidak berdayaan filsafah komunis mengatur kehidupan mi dengan hancurnya Uni Sovyet sebagai basis Peradaban komunis.

Kini orang-orang Barat dan Timur (komunis) telah mengerti akan kegagalan peradabannya dari segi ruhiyah. Lalu mereka menoleh kedunia timur dengan harapan akan memperoleh obat yang mampu mengobati penyakit yang menimpa mereka.

Timbul sebuah pertanyaan besar. “Peradaban manakah yang mampu memberikan dan memenuhi dua aspek tadi?” Jawabannya adalah Peradaban Islam. Hanya peradaban Islamlah yang mampu memenuhi hajat manusia karna dalam ajarannya terkandung aspek jasadiyah dan aspek ruhiyah yang seimbang. Setidaknya ada tiga alasan yang mendasari statement di atas, yaitu:

a. Peradaban Islam berdiri di atas pondasi aqidah dan tauhid yang sangat mendukung pembangunan kebudayaannya kapan dan di mana saja.

b. Peradaban Islam memiliki ajaran kerohanian yang positif dan membangun. Kerohanian yang berdasarkan Ilahiyah. Kerohanian yang selalu menyertai manusia dalam segala keadaan, gerak dan waktu.

c. Peradaban Islam telah membuktikan kemampuannya untuk mengatur dan mengendalikan dunia ketika ummatnya masih berpegang teguh dengan al-Qur’an dan hadits pada masa-masa silam.

3. Fenomena-Fenomena Kebangkitan Kembali Peradaban Islam

Setelah kita dan semua orang baik yang berada di blok Timur, blok Barat, non blok, kutub utara dan selatan tahu bahwa Peradaban Barat dan Timur tak mampu lagi mengatur, mengendalikan dan memberikan ketentraman pada dunia. Maka kita sepakat dan yakin penuh peradaban Islamlah yang terbaik.

Banyak indikator-indikator kebangkitan itu. Seperti yang telah penulis sebutkan di atas bahwa orang-orang Barat dan Timur pasca runtuhnya komunis mulai menilik ke dunia Timur. Para pemuda yang mencari nilal luhur agamanya, kini telah menyentuh jalan Rabbnya. Kitab-kitab keislaman adalah kitab yang paling laku di pasar.

Perubahan besarpun terjadi pada partai Nasionalis, Sekuler dan Komunis menjadi gerakan Islam. Seperti yang kini terjadi di bumi terjajah (Patestina). Ketika waktu shalat tiba di fakultas, universitas, kantor dan tempat-tempat lain yang dulu sepi dari gema adzan sekarang sudah bergema di mana-mana. Pemikiran Islam, suara Islam dan kepribadian Islam, kini menjadi bahasan utama pada Setiap seminar dan simposium Barat maupun Timur.

Dalam kacamata orang-orang Barat yang benar-benar haus akan siraman rohani memandang Islamlah yang mampu memberikan kesegaran dan ketentraman pada mereka. Tapi dalam kacamata mereka yang anti Islam dan tak sadar akan kelemahannya, Islam dipandang sebagai ancaman yang paling besar. Seperti komentar seorang pakar politik Harvard, Samuel Hunthington dalam wawancaranya dengan majalah TIME (1993). Ia mempridiksikan di masa mendatang (pasca runtuhnya blok Timur), Islam satu-satunya peradaban yang akan konfrontasi dengan Barat. Jika kita cermati, setidaknya ada dua hal yang mendorong politikus ternama AS ini untuk menyatakan demikian, yaitu:

· Kekhawatirannya akan bahaya menimpa peradaban Barat modern yang memang sudah di ambang kehancuran.

· Ia telah melihat sendiri fenomena-fonomena yang terjadi di dunia saat ini khususnya dunia Islam, yaitu fenomena kebangkitan Islam kembali.

Fenomena di tanah air sendiri menjustifikasikan indikator-indikator tersebut Timbulnya Wa’yul islami (kesadaran akan nilai-nilai Islam) pada ummat yang ditandai dengan harakah-harakah Islamiyah, pengkajian, seminar, simposium di kampus-kampus, masjid dan tempat lainnya. Semaraknya di kalangan muslimah untuk berjilbab. Di bidang perekonomian ditandai dengan dibangunnya bank-bank yang bebas dan praktik riba dan manipulasi. Di bidang politik juga ditandai dengan hijaunya parlemen.

Semua fenomena ini patut kita jadikan doronga n untuk memberikan andil dalam rangka membangkitkan kembali peradaban Islam. Tentu saja yang memegang peranan penting dalam hal ini adalah pemuda Muslim.

4. Peran Pemuda Muslim di Era Kebangkitan Peradaban Islam

Dr. Muhammad Manzoor Alam dalam bukunya “Peran Pemuda Muslim Dalam Rekonstruksi Dunia Kontemporer” menyebutkan bahwa tantangan umum bagi pemuda Muslim di dunia kontemporer adalah “membangkitkan kembali Peradaban Islam”. Menyimak kata “kebangkitan”, memberikan suatu indikasi bahwa sebelum kejatuhannya pernah berjaya.

“Kebangkitan Peradaban Islam” dapat disederhanakan dengan arti timbulnya kembali nilai-nilai Islam dan mewarnai dalam kehidupan ummat di dunia. Memang, tujuh abad pertama kaum Muslimin pernah mencapai masa keemasan dan tujuh abad berikutnya mengalami kemunduran.

Alhamdulillah, tanda-tanda kebangkitannya kembali semakin jelas. Sekarang permasalahannya adalah “bagaimana peradaban dan panji-panji Islam itu seharusnya dibangkitkan dan diaktualisasikan atau bagaimana seharusnya merealisasikan kalimat al Islaamu Ya’lu Wala Yu’la ‘Alaih”?

Peradaban dan panji-panji Islam akan bangkit tergantung kepada revolusi intelektual yang memerlukan perencanaan yang matang dengan memperhatikan kepentingan dunia dan akhirat Kemudian menyusun strategi dan sasaran yang tepat. Untuk mengaktualisasikan kebangkitan Islam, pemuda Muslim harus menyusun skala prioritas yang merujuk kepad a al-Qur’an dan Sunnah Shahihah. Ijtihad danjihad adalah dua point yang tepat dalam kontek ini.

Peran lain yang harus dilakukan oleh pemuda Muslim adalah untuk memberikan warna (Shibghah) Islam dalam kehidupannya sehari-hari. Pemuda Muslim harus mempunyai wawasan yang tinggi dan baik-baik tentang keislaman maupun ilmu penunjang lainnya. Pemuda Muslim harus merancang suatu landasan yang berwawasan ke depan yang akan memberikan tempat berpijak demi kemajuan dan peradaban Islam masa sekarang dan mendatang. Tak ada disiplin ilmu pengetahuan yang paling baik dan sempurna kecuali Islam itu sendiri.

Kemudian yang tidak kalah pentingnya dari peran dan tugas tersebut adalah mengetahui akar penyebab kemunduran ummat Islam. Dalam hal ini masih menurut Dr. Muhammad Manzoor Alam, bahwa kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan akar penyebab timbulnya permasalahan tersebut. Jadi, dengan kata lain, penguasaan ilmu pengetahuan dan islamisasi ilmu pengetahuan merupakan prasyarat untuk melanjutkan rekonstruksi Peradaban Islam itu. Di samping kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan, ada satu hal yang sangat fundamental tentang penyebab kemunduran Peradaban Islam ini; yaitu mereka (kaum Muslimin) telah meninggalkan al-Qur’an dan as-Sunnah.

Dalam bahasa sederhananya kaum Muslimin tidak lagi menjadikan nilai-nilai Islam dalam kehidupa n sehari-hari. Karena itu, tugas pemuda dalam membangkitkan kembali peradaban Islam bukanlah tugas yang mudah. Mereka harus siap untuk tempur dalam menjawab tantangan-tantangan yang ada. Tantangan-tantangan itu beragam.

Kita sebut saja seperti tantangan ideologi, tantangan modernitas, tantangan invasi kebudayaan dan masih banyak tantangan lainnya. Semua tantangan-tantangan itu takkan pernah terjawab oleh pemuda Muslim kecuali mereka yang mempunyai sifat-sifat berikut:

a) Pemuda Yang Rabbani

Pemuda Rabbani adalah pemuda yang menghabiskan masa mudanya hanya untuk mengabdi kepada Allah swt. Ia curahkan segala kekuatan dan potensi yang ia miliki untuk membela al-Islam ini. Ia dinamis, optimis, penuh semangat, kreatif dalam mempelajari, mengamalkan dan mengajarkan Islam. Said bin Jabir berkata: Rabbani adalah ahli hikmah dan taqwa. Allah swt. berfirman:

Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya al-Kitab, hikmah dan kenabian, lalu ia berkata kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah “. Akan tetapi Ia berkata: Hendaklah kamu menjadi orang-orang Rabbani, karena kamu selalu mengajarkan al-kitab dan disebabkan kamu selalu mempelajarinya. (QS. Ali Imran: 79).

b) Pemuda Yang Bisa Menempatkan Diri Antara Kepentingan Dunia dan Akhirat

firman Allah: Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (‘kebahagiaan,) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagiaanmu dan (kenikmatan) duniawi (al-Qashash: 77)

Ada pemuda Muslim yang menghabiskan waktunya hanya di masjid. Sementara aktivitasnya di luar ia tinggalkan. Sikap semacam ini jelas tidak dibenarkan Islam. Nabi sendiri tidak membenarkan shahabat melakukan hal yang demikian ketika beliau ketahui ada di antara shahabatnya yang bersikap semacam itu.

Ada pula pemuda Muslim yang terbuai dan terpesona gemerlapnya dunia sehingga ia lupa akan kehidupannya di akhirat kelak. Ia lupa tugas dan peranannya sebagai pemuda Muslim. Larut dalam mabuk-mabukan, perzinaan, tindak kriminal serta tindak amoral lainnya. Hal ini jelas akan menjadi penghambat laju kebangkitan ummat Islam. Sikap semacam inipun tidak dibenarkan Islam.

Lalu bagaimana seharusnya sikap pemuda Muslim? Pemuda Muslim harus berada di antara dua sikap di atas. Yaitu seimbang antara aktivitasnya untuk dunia dan akhirat Sebab dua hal tersebut tak dapat dipisahkan. Dengan demikian pemuda Muslim tahu apa yang mesti ia lakukan.

c) Pemuda Yang Ber’izzah Tinggi

Salah satu dalih yang biasa dikemukakan kaum muda terutama mereka yang menjadi promotor kemaksiatan adalah gengsi dan mengikuti perkembangan zaman. Tidak sedikit pemuda yang rela mengorbankan izzahnya hanya karena popularitas, gengsi dan modern. Pemuda Muslim sejati adalah pemuda yang jauh dari gambaran di atas dan selalu bangga dengan keislamannya. Mereka tidak pernah malu pergi ke masjid hanya karena takut dikatakan kolot. Mereka selalu setia dan menjaga “libasuttaqwa-nya” (pakaian taqwa). Karena mereka yakin dengan firman Allah: “Janganlah kamu takut dan gentar, karena sesungguhnya kamu itu tinggi (izzahnya) jika kamu beriman”.

d) Pemuda Yang Pemberani Dan Berkepribadian kokoh

Pemuda Muslim adalah pemuda yang mempunyai keberanian dalam mengatakan al-Haq dan menumpas kebathilan. Sanggup berkata lantang di depan penguasa yang zhalim. Kepribadiannya kokoh dan tegar tak mudah diombang-ambingkan zaman. Selalu siap untuk mengorbankan ilmunya, hartanya, tenaganya bahkan jiwanya Untuk kepentingan Islam.

Sedikitnya dengan empat sifat itulah yang harus dimiliki oleh setiap pemuda Muslim dalam rangka membangkitkan kembali serta mengaktualisasikan Peradaban Islam.

5. Penutup

Sebagai penutup, adalah merupakan kewajiban bagi ummat Islam khususnya generasi mudanya untuk terus memperjuangkan al-Islam ini kapan dan dimana saja berada. Sekali lagi penulis katakan, bahwa kebangkitan Peradaban Islam kembali tergantung ummat Islam itu sendiri. Sebab kita’ Semua meyakini bahwa Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum (mesti Dia sangat kuasa untuk itu) sehingga kaum itu mengubah dirinya sendiri.

Akhirnya, sejauh mana pemuda Muslim memainkan peranannya di tengah-tengah kehausan spritual di sisi lain dan kesadaran berislam di lain pihak. Sampai akhirnya Islam benar-benar tegak di bumi Allah ini.

Sumber Referensi

· “Peran Pemuda Muslim Dalam Rekonstruksi Dunia Kontemporer”, oleh Dr. Muhammad Manzoor Alam.
· “Islam Alternatif Masa Depan Manusia”, oleh; Dr. Abdullah Azzam.
· “Kebangkitan Kebudayaan Islam” oleh: Mushtafah as-Siba’i.
· “Al-Qur’an dan Terjemah”, Departeman agama RI.

Dan apabila lautan meluap, dan apabila kuburan-kuburan dibongkar, maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikannya. (QS. al-Infithar 3-5)

Wahifal A.Badri

0 komentar: