Minggu, 14 Mei 2017

Kesabaran Bekal Muharrik Da’wah


Kesabaran adalah sesuatu yang sangat berat. oleh sebab itu bagi seorang muharrik harus berlatih diri dengan sebaik-baiknya agar nantinya mampu menahan berbagai kesulitan yang dihadapinya dalam aktivitas da’wah. Sehingga Allah swt. memberi nilai tersendiri kepada mereka sebagaimana firman-Nya: 

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
 
Sesungguhnya hanya orang-orang yang sabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS. az Zumar :10).

Dan dalam ayat yang lain: 

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
 
Artinya: "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar". (QS. Al Baqarah :155).

A. Sabar Mendatangkan Kejayaan  
 
Ketahuilah wahai saudara-saudaraku bahwà Allah subhanahu wata’ala telah berfirman di dalam kitabnya yang menceritakan tentang keadaan Bani Israil yang artinya:

Dan kami wariskan kepada kaum yang ditindas itu, negeri-negeri di bagian timur bumi dan baratnya, yang telah kami beri berkah padanya. Dan telah sempurnalah perkataan Rabb-mu yang baik (sebagai janji) untuk bani Israel disebabkan kesabaran mereka. Dan kami hancurkan apa yang teiah dibuat Fir’aun dan kaumnya dan apa yang mereka dirikan (QS. 7:137).

Itulah janji Allah swt. kepada bani Israel untuk memberikan kekuasaan kepada mereka, kekuasaan itu diberikan Allah swt. disebabkan karena kesabaran mereka. Huruf “Ba” di sini sebagagai Ba’ sababiyah yang berarti dengan kesabaran rnereka (Bani Israil), maka Allah swt. memberikan kekiasaan kepada mereka di atas bumi, dan mewariskannya kepada mereka negeri yang telah diberkahi-Nya yaitu Negeri Palestina. Setelah mereka memasuki negeri tersebut sepeninggal, Nabi Musa as. maka rnereka memasukinya bersama nabi Dawud as. dan memasukinya bersama Nabi Sulaiman as. Mereka memerintah Palestina dengan dasar tauhid. Yakni dengan kalimat La Ilaha Illallah.

Dengan kalimat ini, maka Bani Israil berhak mewarisi negeri Mesir, dan Fir‘aun pantas ditenggelamkan karena menindas dan melalimi Ahlut tauhid. Mereka ahlut tauhid berhak mewarisi negeri Mesir sepeninggal Fir’aun setelah sebelumnya mereka ditindas dan dijadikan warga kelas bawah seperti budak belian. Konon ada cerita apabila orang Qibti (penduduk asli Mesir) hendak membawa barang bawaan, maka mereka memilih salah seorang dari Bani Israil untuk mengangkatnya dan memikulnya. bukannya mencari keledai atau kuda. Beberapa masa kemudian Allah mengubah keadaan mereka disebabkan karena kesadaran mereka.

B. Dua Macam Kesabaran

Allah swt. telah berfirman di didalam kitabnya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
 
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah dan hendaknya senantiasa bersabar dan berribath-lah dan bertaqwalah kepada Allah semoga kamu sekalian memperoleh kemenangan". (QS. Ali Imran : 200).

Di dalam ayat tersebut di atas Allah swt. telah mengikat keberuntungan seseorang dengan 3 faktor:

1. Kesabaran
2. Ribath
3. Taqwa

Allah swt. sendiri telah mengulang kata sabar yang berarti sangatlah penting kesabaran itu. Oleh sebab itu Dr. Abdullah Azzam menerangkan kesabaran dalam dua keadaan yaitu sabar terhadap sesuatu yang disukai oleh hati dan sabar terhadap sesuatu yang tidak disukai oleh hati. 

1. Sabar terhadap sesuatu yang disukai oleh hati  
 
Sesuatu yang disukai oleh hati misalnya kesehatan, harta, kekayaan, kelapangan, kekuatan. Anak, istri dll.

Ketahuilah bahwa sesungguhnya sabar terhadap sesuatu yang disukai oleh hati adalah lebih berat daripada sabar terhadap sesuatu yang tidak disukai oleh hati (dibenci, sehingga Abdurrahman bin ‘Auf pernah menyatakan: “kami mampu bersabar tatkala diuji dengan kesempitan/kesusahan. Namun kami tidak mampu bersabar tatkala diuji dengan kelapangan/kesenangan”.

Allah swt. menggambarkan dalam salah satu ayatnya: 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ
 
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman sesungguhnya istri-istri kalian dan anak-anak kalian ada yang menjadi musuh buat kalian, maka berhati-hatilah kalian dari mereka". (QS. Ath Taghabun : 14).

Dalam salah satu hadis dinyatakan dari Attirnidzi dari Ibnu Abbas ra dia berkata: “Ada beberapa laki-laki dari penduduk Makkah yang telah masuk Islam. Lalu mereka bermaksud mendatangi Nabi: saw di Madinah. tapi Istri-istri dan anak-anak mereka rnenolak untuk ditinggalkan. ‘Tatkala pada suatu ketika mereka mendatangi Rasulullah saw. dan mereka melihat bahwa pengikut Rasulullah saw. telah sama faqih terhadap dien. maka mereka menyesal dan bermaksud menghukumnya anak-anak dan istri-istri rnereka. Di dalam ayat yang lain Allah berfirman: 

وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
 
Artinya: “Dan ketathuilah bahwa sesungguhnya harta-harta kamu dan anak-anak kamu dapat menjadikan fitnah dan bahwa sesungguhnya Allah memiliki pahala yang besar. (QS. Al Anfal : 28).

Fitnah berarti ujian untuk membuktikan apakah seorang hamba bersyukur dan mempergunakan nikmat itu untuk kebaikan ataukah ingkar dan menggunakannya untuk rnaksiat kepada Allah swt.

Ketahuilah wahai saudaraku banyak terjadi keretakan hubungan dikarenakan anak dan banyak juga terjadi keretakan hubungan persaudaraan Muslim karena harta dan banyak lagi yang lainnya itu semua disebabkan oleh kecenderungan nafsu terhadap yang diinginkan oleh hati. Untuk itulah wahai saudaraku Muslim hendaklah anda sabar dengan cara tidak terlalu cenderung dengan Sesuatu yang diinginkan oleh hati tersebut.

2. Sabar terhadap sesuatu yang tidak disukai (dibenci) oleh hati  
 
Sabar terhadap sesuatu yang dibenci oleh hati ada 3 macam:

a. Sabar tethadap perintah dan larangan Allah swt. Sabar terhadap penntah Allah swt. dengan cara:
 
1. Sebelum memulainya yakni dengan niatan yang seikhlas-ikhlasnya.
2. Selama mengerjakannya yakni dengan mernenuhi syarat dan rukunnya serta banyak berdzikr serta khusyu’ tatkala mengerjakannya.
3. Setelah selesai mengerjakannya :

· Tidak merusak pahalanya (menyebut-nyebut pemberian dan rnenyakiti yang diberi). Sebagaimana firman Allah surat al-Baqarah 264.
· Tidak Ujub (bangga dengan dirinya sendiri)
· Tidak menampakkan ibadah kepada orang lain

b. Sabar tethadap musibah yang menimpa.

Kesabaran terhadap musibah ini ada tiga tingkatan:

· Menangis, mengeluh kepada manusia ini dilakukan oleh orang-orang yang masih jahil
· Menahan hati dari rasa tidak puas terhadap taqdir Allah swt.
· Ridha terhadap musibah yang menimpanya.

c. Sabar terhadap sesuatu yang menjadi pilihan kita pada mulanya yang pada akhirnya menjadi paksaan atas diri kita.

Deinikianlah sebagian isi buku yang telah menerangkan persoalan sabar yang telah dikupas panjang lebar oleh Ustadz Dr. Abdullah Azzam yang insya Allah dapat digunakan sebagai panduan bagi segenap muharrik da’wah untuk merenungi kesabaran kita baik yang sedang dijalani ataupun di masa yang akan datang. semoga selalu berada dalam kesabaran Amien. Wallahu A’lam bishshawab

(Agus Nasrullah)

0 komentar: