Senin, 08 Mei 2017

Pesona Dan Kekuatan Ayat-Ayat Al-Qur’an

 
Sebagaimana diketahui bahwa al-Qur’an adalah Wahyu Ilahi dan Kitab Suci terakhir yang diturunk an Allah kepadaNabi Muhammad saw. untuk jadi petunjuk dan pedoman hidup ummat manusia sepanjang abad. Ia adalah Kitab yang mencakup luas bagi segala bidang kehidupan nianusia, baik ibadah maupun muamalah. Dan selain berisi tuntunan dalam bidang akidah, syariah dan akhlak, juga al-Qur’an berisikan khasiat-khasiat untuk kesehatan mental spritual ataupun untuk syifa’ bagi kesembuhan fisik jasmaniah yang terganggu kesehatannya.
Pernah terjadi di zaman Rasulullah ada scorang kepala suku yang dipatuk ular, kemudian ada orang melaporkannya kepada shahabat Rasulullah saw. yang kebetulan sedang lewat di kampung itu. Tiba-tiba tampil salah seorang d antara rombongan itu datang menjenguk dan dia segera memantrakannya dengan membaca surat al-Fatihah, dan alhamdulillah kepala kampung itu sembuh dengan segera. Kisah ini diriwayatkan oleh al Bukhari dan shahabat Rasulullah,Abi Sa’id al-Khudni. Dan banyak kisah lain yang menjelaskan beberapa ayat al-Qur’an yang dapat dimanfaaikan untuk kesembuhan fsik jamaniah seseorang.

Tetapi yang terbanyak ayat al-Qur’an dapat menyembuhkan mental yang kurang sehat atau mengembalikan orang ke jalan yang benar dan tidak jarang orang non Islam berubah dan bergoncang imannya sehingga dia tobat kembali kepada jalan yang benar dan diridhai Allah. Di samping itu banyak yang terharu dan tersentuh jiwanya ketika mendengar orang membaca al-Qur’an sehingga air matanya berlinang dan bercucuran.

Rasulullah saw. sendiri pernah meminta shahabatnya yang bcrnama Abdullah bin Mas’ud supaya membaca al-Qur’an di hadapan beliau. Sebagaimana diketahui, Ibnu Mas’ud adalah shahabat Nabi yang terkenal dengan qiraatnya yang bagus dan lagu serta suaranya amat merdu.
Ibnu Mas’ud meanbaca beberapa ayat dan surat an-Nisa’. Tetapi setelah sampai kepada ayat 41, maka Rasulullah meminta Ibnu Mas’ud supaya berhenti, karena air matanya telah bercucuran karena terharu. Surah an-Nisa’ ayat 41 berbunyi:

“Betapakah dahsyatnya keadaan dikala itu (hari akhirat), bila Kami (Allah) menghatarkan seorang saksi bagi setiap ummat, dan engkau (Muhammad) kami hadirkan juga sebagai saksi bagi mereka”
Rasulullah saw. tak tahan mendengar ayat itu, bagaimana kalau dia menjadi saksi kelak bagi ummatnya yang bejat moral, bagaimana pula dia dihadirkan sebagai saksi bagi ummatnya yang kafir-durhaka, dan apakah dia tahan melihat ummatnya yang durhaka itu dihalau oleh malaikat ke neraka? Semuanya itu terbayang di pelupuk matanya, dan karena itu beliau pun menangislah. “Cukup, cukup sampai di sini wahai lbnu Mas’ud”, kata Rasulullah kepada shahabatnya yang ahli qiraat lagi bersuara merdu itu. Ya, beliau terharu dan hatinya tersentuh.

Fudhail bin ‘Iyadh, kemudian menjadi Ulama besar, pada mulanya selagi masih muda adalah seorang preman yang tergila-gila kepada seorang perernpuan. Pada suatu malam ia mendatangi rumah kekasihnya itu untuk diculiknya. Tetapi setelah dia melompat pagar rumah sang gadis, tiba-tiba dia melihat sang gadis sedang membaca al-Qur’an, mengumandangkan ayat al-Qur’an, surat al-Hadid ayat 16 yang artinya berbunyi:

Apakah belum tiba waktunya bagi orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan mengingat kebenaran apa yang diturunkan-Nya (al-Qur‘an), dan janganlah mereka seperti ahli Kitab sebelum mereka, telah lama mereka berpisah dari ajaran Nabinya sehingga hati mereka menjadi kasar (tidak tembus cahaya kebenaran), dan kebanyakan mereka menjadi orang fasik

Setelah mendengar ayat ini didengungkan dan dikumandangkan olrh sang gadis dengan suara yang merdu, maka Fudhail mundur dan mengurungkan niat jahatnya. Dan semalaman dia merenungkan peringatan Allah itu bagi hamba-Nya yang beriman, Jiwanya berbisik ; kapan lagi Anda akan insaf, dan bertobatlah segera sebelum ajal datang menjemput,. ya sebelum terlambat, Wahai Fudhail. Demikianlah kemudian, dia bertobat dan berusaha membina dirinya menjadi seorang Muslim sejati, dan berkat tekun belajar, dia kemudian menjadi Ulama besar yang cukup terkenal, Kata-katanya banyak dikutip oleh para pengarang.

Lain lagi dengan kisah Utbah al-Ghulam, seorang penjahat besar di negeri Basrah. Pada suatu hari dia mendengar pengajian di sebuah Masjid Basrah. Waktu itu yang memberi ceramah agama adalah Ulama besar Basrah yang amat terkenal, Syekh Hasan al-Bashry. Syekh Hasan kebetulan sedang menguraikan Surat al-Hadid ayat 16 tersebut dengan sejelas-jelasnya, dan kemudian menyuruh hadirin terutama bagi orang-orang yang berdosa segera tobat. Menjawab pertanyaan seorang hadirin, apakah dosanya bisa diampuni Allah bila dia bertobat, maka Syeikh Hasan al-Bashry menjawab: "Walaupun dosa Anda sebesar dosanya Utbah al-Ghulam, Insya’ Allah dosa Anda akan diampuni bila Anda berlobat dengan sungguh-sungguh".

Tiba-tiba terdengar orang meraung dan kemudian dia jatuh pingsan dalam masjid itu. Dan rupanya yang pingsan itu adaiah Utbah al-Ghulam sendiri, sang penjahat terkenal. Setelah sadar, dia bangkit mendekat sang guru, dan sang guru masih terus menerus menasihatinya dari hati ke hati. Hasan berkata: Bila Anda tahan sentuhan api neraka, maka silakan terus melakukan kejahalan. Tetapi bila tidak tahan, maka segeralah bertobat. Dengan dosa-dosa yang kau lakukan itu berarti engkau telah menghina, membebani jiwamu sendiri, maka lepaskan dirimu dari dosa itu dengan bersungguh-sunggu.

Nasihat sang guru besar, Ulama terkenal itu, sungguh menyentuh hatinya, dan kemudian dia bertobat kepada Allah dengan tobat nashuha. Dan setelah bertobat, dia mengangkat kedua tangannya dan menengadahkan kepalanya sambil berdo’a kepada Allah yang antana lain berbunyi:

Tuhanku, jika Engkau telah menerima tobatku dan mengampuni dosaku, maka berilah aku kehormatan dengan kedalaman pengetahuan tentang agama-Mu dan lekas menghapal apa yang aku baca dan aku dengar, sehingga aku dapat menghapal ilmu dan ayat-ayal al-Qur‘an!,
Berilah aku karunia dengan suara yang lndah dan mempesona Sehingga barangsiapa yang mendengar bacaan qiraatku, hatinya bertambah tersentuh Walaupun sebelumnya dia berhati kasarl Tuhanku. berilah aku kemuliaan dengan rezeki yang halal dan berilah aku rezeki yang datangnya tidak terduga!

Alhamdulillah, do’anya makbul, dan tejadilah keanehan pada dirinya. Ada saja datang rezeki berupa roti yang diantarkan orang ke rumahnya setiap hari, tanpa diketahuinya siapa yang mengantarkannya. Demikian itu berlangsung terus sampai akhir hayatnya. Begitulah Allah mengabulkan do’a hamba-Nya yang benar-benar ikhlas dalam tobatnya.

Kisah masuknya Umar bin Khattab ke dalam Islam adalah kisah yang patut disimak. Sebagaimana di.ketahui, Umar bin Khattab adalah tokoh terkemuka Arab di masa jahiliyah. Mulanya dia sangat menentang ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad. Tetapi kemudian melalui proses yang unik dia akhirnya menjadi orang terkemuka Islam, bahkan menjadi khalifah kedua sesudah Abu Bakar Siddik.

Syahdan, pada suatu ketika dia dengan pedang terhunus ingin menindak Rasulullah dengan para shahabatnya yang masih sedikit yang sedang dibina Raslullah di rumah Arqam bin Abil Arqarn di dekat shafa. Di tengah jalan dia ditegur seseorang bahwa sebelum menindak orang lain lebih baik dia menyelesaikan urursan keluarganya sendiri terlebih dahulu. Orang itu memberitakan kepada Umar bahwa adik kandungnya sendiri bersama suaminya telah menganut Islam menjadi pengikut Nabi Muhammad. Umar lantas berbelok ke rumah adiknya, Fatimah, dan kebetulan sedang ada di rumah membaca al-Qur’an. Drngan serta merta Umar memperlihatkan kemarahannya dengan memukul langsung adiknya dan iparnya sendiri sehingga babak belur.
Kebetulan di tangan Fatimah ada selembaran kertas Kitab suci al-Qur’an yang baru saja dibacanya.

Umar membentak adiknya dan meminta supaya lembaran itu diberikan kcpadanya. Tetapi Fatimah menolak dengan alasan: Anda adalah najis yang haram menyentuh lembaran suci ini!. Sebelum mandi dulu, saya tidak membiarkan Kiab Suci ini Anda sentuh, tandas Fatimah. Karena ingin tahunya sangat besar maka Umar mandi dan kemudian lembaran suci itu diberikan adiknya, Fathimah, kepada Umar, Dan setelah membaca beberapa ayat dari Surat Thahaa, maka keyakinannya bergoncang, hidayah ilahi menyusup ke didalam hatinya dan dia ingin mauk Islam seperti adik dan iparnya itu. Dan inuilah arti dari beberapa surat Thahaa yang membuat Umar berbalik kearah kebenaran.

“Kami bukan menurunkan al-Qur‘an kepadamu untuk menyusahkan dirimu, Melainkan menjadi peringatan bagi orang yang takut kepada Tuhannya. Dia turun dari Dzat yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi, Ar-Rahman (Allah) itu bersemayam di atas singgasana arasy. Kepunyaan-Nya segala apa yang ada di tangit, dan apa yang ada dibumi, apa-apa yang ada diantara keduanya dan apa-apa yang ada di bawah petala bumi. Jika engkau keraskan perkataan, Dia mengetahui apa yang dirahasiakan dan apa yang lebih tersembunyi. Allah, tidak ada Tuhan kecuali Dia, Bagi-Nya ada beberapa nama yang indah" (QS. Thahaa : 1-8).

Setelah itu barulah dia pergi dengan pedang terhunusnya ke rumah Arqam mencari Rasulullah. Mulanya orang curiga serta dengan kewaspadaan yang penuh untuk mengantisipasi segala kemungkinan. Tiba- tiba Umar memeluk Rasulullah dengan sekaligus mengucapkan dua kalimah syahadah sebagai tanda dia memeluk Islam. Semuanya mengucapkan al-Hamdulillah dan bertakbir tanda syukur kepada Allah atas Islamnya Umar.

Demikianlah Umar bin Khattab yang“tersihir” setelah membaca beberapa ayat dari Surat Thahaa. Dan setelah ke Islamannya, beliau sempat membawa kejayaan umat Islam hingga hingga menundukkan dua adidaya kekuasaan yang berkuasa pada waktu itu, (Romawi dan Persia).

0 komentar: