Shabar adalah kekuatan jiwa yang harus dimiliki setiap Mu’min, karena dengan shabar seorang Mu’min akan mampu menghadapi berbagai godaan syetan dan ajakan hawa nafsu buruk serta mampu menghadapi segala macam rintangan, ujian, cobaan. dan bencana yang menimpanya. Shabar merupakan salah satu jalan untuk meraih cinta Allah (2: 153). Shabar membuat Ia selalu disertai Allah (2:249). Shabar mendatangkan pertolongan Allah dan membawa kemenangan (3:
200). Shabar adalah cahaya yang menerangi jalan seorang Mu’min dalam menghadapi berbagai macam problem yang dialaminya, serta merupakan senjata yang paling ampuh, bekal yang paling berguna dan penolong yang paling besar.
Artinya: Jadikanlah Shabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusu’. (QS. al-Baqarah 45).
Makna Shabar
Shabar secara bahasa artinya menahan. mencegah lawannya adalah al-jaza artinya sedih dan berkeluh kesah. Shabar secara istilah. maksudnya ialah:
1. Menahan diri atas segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharapkan ridha Allah (QS. ar-Ra’d 22).
2. Menahan jiwa dan sedih dan keluh kesah, menahan lisan dan mengadu kepada selain Allah dan menahan anggota badan dan tindakan yang tidak lurus menyimpang dari Islam.
3. Tetap lstiqamah di atas hukum Allah, al-Qur’an dan as-Sunnah.
Perintah Shabar
Banyak sekali kata SHABAR itu disebutkan dalam al-Qur’an hingga mencapai sembilan puluh lebih. di antaranya menjelaskan tentang keutamaannya yang tinggi, balasannya yang berlipat ganda (28: 54), bahkan tidak dapat dihitung (39: 10). Tetapi banyak juga yang berbentuk perintah, seperti (16: 127), (7:87), (46:35), (30: 60). dll.
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bershabarlah komu dan kuatkanlah keshabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung. (QS. Ali Imran 200).
Berdasarkan ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa secara global hukum shabar bagi setiap Mu’min adalah wajib. Jenis-jenis Shabar Shabar ada tiga jenis: shabar melakukan ketaatan, shabar dari kemaksiatan dan shabar dalam menerima cobaan musibah.
1. Shabar melakukan ketaatan kepada Allah
Dibutuhkannya shabar dalam melakukan ketaatan kepada Allah dan melaksanakan kewajiban ibadah kepada-Nya serta menyampaikan dawah lslamiyah kepada umat manusia, karena dalam melaksanakan semua ini banyak sekali cobaan dan rintangan yang menghalanginya.
Artinya: Dan perintahkanlah keluargamu untuk mendirikan shalat dan bershabarlah kamu dalam mengerjakannya. (QS. Thaha 132).
Seorang hamba dapat dikatakan shabar melakukan ketaatan kepada Allah swt. dan melaksanakan kewajiban ibadah kepada-Nya bila terpenuhi adanya tiga hal, yaitu:
a. Terus menerus dalam ketataan (istimror).
b. Ikhlas dalam melaksanakannya.
c. Melakukannya berdasarkan ilmu, sesuai dengan syari’at.
2. Shabar dari kemaksiatan
Dibutuhkan shabar dari perbuatan maksiat dan dosa, karena dalam diri manusia itu terdapat hawa nafsu yang selalu mengajak berbuat jahat, maksiat dan dosa (12: 53). Nabi saw. bersabda:
Artinya: Neraka itu ditutupi dengan Sesuatu yang diinginkan oleh syahwat hawa nafsu, sedang surga itu ditutupi dengan scsuatu yang dibenci dan tidak disukai, (HSR. Bukhari Muslim).
Nabiyullah Yusuf as, telah memberikan keteladanan yang baik dalam hal shabar dari kemaksiatan ini, tatkala beliau diajak, dibujuk dan dirayu oleh wanita cantik dan terpadang istri Al-Aziz penguasa Mesir, untuk berzina dengannya di sebuah kamar yang sudah tertutup rapat, tetapi beliau menolaknya, Walaupun syahwat hawa nafsunya menginginkannya dan akhirnya beliau lebih memilih hidup dalam penjara dengan penuh ketaatan kepada Allah daripada hidup dalam istana dengan melakukan kemaksiatan kepada-Nya. (QS. Yusuf 22-23). Seorang hamba dapat dikatakan shabar dari kemaksiatan dan dosa ini apabila ia selalu menjauhi perkara-perkara yang dilarang Allah dan berusaha keras meninggalkan hal-hal yang diharamkan oleh Allah, Semua ini dapat terlaksana bila Ia melakukan:
a. Selalu Muroqobatullah pada dirinya.
b. Rasa takut terhadap adzab Allah bila Ia melanggar larangan-Nya.
c. Rasa malu terhadap Allah swt.
3. Shabar dalam menerima cobaan musibah
200). Shabar adalah cahaya yang menerangi jalan seorang Mu’min dalam menghadapi berbagai macam problem yang dialaminya, serta merupakan senjata yang paling ampuh, bekal yang paling berguna dan penolong yang paling besar.
Artinya: Jadikanlah Shabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusu’. (QS. al-Baqarah 45).
Makna Shabar
Shabar secara bahasa artinya menahan. mencegah lawannya adalah al-jaza artinya sedih dan berkeluh kesah. Shabar secara istilah. maksudnya ialah:
1. Menahan diri atas segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharapkan ridha Allah (QS. ar-Ra’d 22).
2. Menahan jiwa dan sedih dan keluh kesah, menahan lisan dan mengadu kepada selain Allah dan menahan anggota badan dan tindakan yang tidak lurus menyimpang dari Islam.
3. Tetap lstiqamah di atas hukum Allah, al-Qur’an dan as-Sunnah.
Perintah Shabar
Banyak sekali kata SHABAR itu disebutkan dalam al-Qur’an hingga mencapai sembilan puluh lebih. di antaranya menjelaskan tentang keutamaannya yang tinggi, balasannya yang berlipat ganda (28: 54), bahkan tidak dapat dihitung (39: 10). Tetapi banyak juga yang berbentuk perintah, seperti (16: 127), (7:87), (46:35), (30: 60). dll.
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bershabarlah komu dan kuatkanlah keshabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung. (QS. Ali Imran 200).
Berdasarkan ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa secara global hukum shabar bagi setiap Mu’min adalah wajib. Jenis-jenis Shabar Shabar ada tiga jenis: shabar melakukan ketaatan, shabar dari kemaksiatan dan shabar dalam menerima cobaan musibah.
1. Shabar melakukan ketaatan kepada Allah
Dibutuhkannya shabar dalam melakukan ketaatan kepada Allah dan melaksanakan kewajiban ibadah kepada-Nya serta menyampaikan dawah lslamiyah kepada umat manusia, karena dalam melaksanakan semua ini banyak sekali cobaan dan rintangan yang menghalanginya.
Artinya: Dan perintahkanlah keluargamu untuk mendirikan shalat dan bershabarlah kamu dalam mengerjakannya. (QS. Thaha 132).
Seorang hamba dapat dikatakan shabar melakukan ketaatan kepada Allah swt. dan melaksanakan kewajiban ibadah kepada-Nya bila terpenuhi adanya tiga hal, yaitu:
a. Terus menerus dalam ketataan (istimror).
b. Ikhlas dalam melaksanakannya.
c. Melakukannya berdasarkan ilmu, sesuai dengan syari’at.
2. Shabar dari kemaksiatan
Dibutuhkan shabar dari perbuatan maksiat dan dosa, karena dalam diri manusia itu terdapat hawa nafsu yang selalu mengajak berbuat jahat, maksiat dan dosa (12: 53). Nabi saw. bersabda:
Artinya: Neraka itu ditutupi dengan Sesuatu yang diinginkan oleh syahwat hawa nafsu, sedang surga itu ditutupi dengan scsuatu yang dibenci dan tidak disukai, (HSR. Bukhari Muslim).
Nabiyullah Yusuf as, telah memberikan keteladanan yang baik dalam hal shabar dari kemaksiatan ini, tatkala beliau diajak, dibujuk dan dirayu oleh wanita cantik dan terpadang istri Al-Aziz penguasa Mesir, untuk berzina dengannya di sebuah kamar yang sudah tertutup rapat, tetapi beliau menolaknya, Walaupun syahwat hawa nafsunya menginginkannya dan akhirnya beliau lebih memilih hidup dalam penjara dengan penuh ketaatan kepada Allah daripada hidup dalam istana dengan melakukan kemaksiatan kepada-Nya. (QS. Yusuf 22-23). Seorang hamba dapat dikatakan shabar dari kemaksiatan dan dosa ini apabila ia selalu menjauhi perkara-perkara yang dilarang Allah dan berusaha keras meninggalkan hal-hal yang diharamkan oleh Allah, Semua ini dapat terlaksana bila Ia melakukan:
a. Selalu Muroqobatullah pada dirinya.
b. Rasa takut terhadap adzab Allah bila Ia melanggar larangan-Nya.
c. Rasa malu terhadap Allah swt.
3. Shabar dalam menerima cobaan musibah
Dunia adalah negeri cobaan dan ujian. Allah swt. pasti akan menguji hamba-hamba-Nya dengan berbagai macam cobaan, musibah, bencana sehingga jelas siapa di antara hamba-Nya yang shabar dan siapa pula yang berkeluh kesah, siapa yang jujur dan benar imannya dan siapa pula yang dusta dan palsu imannya (29: 2-3). Allah swt. berfirman:
Artinya: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang shabar (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah. mereka mengucapkan (Innalillahi Wainna Ilaihir rajiun) sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali. Mereka itulah yang mendapat keberkatoan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. al-Ba qarah 155-157).
Nabiyullah Ayyub as. telah memberikan keteladanan yang baik kepada kita dalam hal shabar menghadapi cobaan, musibah dan bencana yang menimpanya, beliau ditimpa penyakit dan kehilangan keluarganya, tetapi semuanya beliau hadapi dengan tabah hati tanpa keluh kesah serta penuh keyakinan bahwa semua yang terjadi menimpanya merupakan taqdir Allah yang harus diterima dengan hati yang lapang dan ridha pada Allah swt. (38: 41-44). Seorang hamba dapat dikatakan shabar dalam menerima cobaan. musibah dan bencana yang menimpanya, jika Ia melakukan hal-hal berikut:
a. Ia sadar bahwa cobaan. musibah itu sangat berat dan Ia tidak menyukainya, namun Ia tetap berupaya menghadapinya dengan keimanannya dan melindungi dirinya dari keluh kesah. tetap menjaga perbuatannya agar tidak menyimpang dan Islam, serta tidak mengadu, kecuali hanya kepada Allah swt.
b. Ia tahan menanggung derita dan ridha atas ketetapan Allah pada dinnya, bahkan ia bersyukur karena cobaan dan musibah itu dapat melebur dosa-dosa yang pernah dikerjakannya. Nabi saw. bersabda:
Artinya: “Tidak ada seorang Mu’minpun yang ditimpa musibah berupa kesedihan, gundah gulana atau musibah yang lain, kecuali dilebur dosa-dosanya, sekaligus duri yang mengenainya. (HSR. Bukhari Muslim).
Usaha-usaha Musuh Allah Menghilangkan Keshabaran
Musuh-musuh Allah berusaha keras menjauhkan kaum Muslimin dari Islam. Mereka menempuh berbagai cara dengan menggunakan berbagai semboyan keji agar keshabaran kaum Muslimin hilang dan target mereka adalah kaum Muslimin meninggalkan ajaran Islam hingga kembali kafir seperti mereka:
Artinya: Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). (QS. an-Nisa 89).
Misalnya dengan nama “MODE” mereka menyeru kepada wanita-wanita Muslimah yang taat agar menggantinya dengan pakaian jahiliyah yang merangsang dan mempertontonkan aurat dan mereka mengecam wanita yang memakai jilbab dengan sebutan yang menakutkan ekstrem, kolot. kuper, ketinggalan zaman dll. Dan dengan alasan ‘SENI” mereka rusak generasi muda-mudi Islam dengan menyebarkan nyanyian-nyanyian cinta dan asmara yang penuh kecabulan, mereka produksi film-film dan sinetron tentang kebebasan pergaulan muda-mudi serta adegan dan penampilan yang lepas dari nilai-nilai Islam, dll.
Hal-hal yang Dapat Menguatkan Keshabaran
1. Mengetahui hakikat dunia, bahwa kehidupan dunia adalah tempat ujian dari Allah yang harus dihadapinya dengan shabar. sedanq kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan akhirat.
2. Yakin dengan pahala yang dilanjikan Allah bagi orang-orang shabar (an-Nahl 96, az-Zumar 10, al-Ankabut 58-59).
3. Mengetahui hakikat dirinya adalah milik Allah, Allah berbuat terhadap dirinya menurut iradah-Nya.
4. Meminta pertolongan kepada Allah agar diberi keshabaran dalam menghadapi ketaatan, kemaksiatan dan cobaan hidup ini.
5. Meneladani kehidupan orang-orang yang shabar.
Artinya: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang shabar (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah. mereka mengucapkan (Innalillahi Wainna Ilaihir rajiun) sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali. Mereka itulah yang mendapat keberkatoan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. al-Ba qarah 155-157).
Nabiyullah Ayyub as. telah memberikan keteladanan yang baik kepada kita dalam hal shabar menghadapi cobaan, musibah dan bencana yang menimpanya, beliau ditimpa penyakit dan kehilangan keluarganya, tetapi semuanya beliau hadapi dengan tabah hati tanpa keluh kesah serta penuh keyakinan bahwa semua yang terjadi menimpanya merupakan taqdir Allah yang harus diterima dengan hati yang lapang dan ridha pada Allah swt. (38: 41-44). Seorang hamba dapat dikatakan shabar dalam menerima cobaan. musibah dan bencana yang menimpanya, jika Ia melakukan hal-hal berikut:
a. Ia sadar bahwa cobaan. musibah itu sangat berat dan Ia tidak menyukainya, namun Ia tetap berupaya menghadapinya dengan keimanannya dan melindungi dirinya dari keluh kesah. tetap menjaga perbuatannya agar tidak menyimpang dan Islam, serta tidak mengadu, kecuali hanya kepada Allah swt.
b. Ia tahan menanggung derita dan ridha atas ketetapan Allah pada dinnya, bahkan ia bersyukur karena cobaan dan musibah itu dapat melebur dosa-dosa yang pernah dikerjakannya. Nabi saw. bersabda:
Artinya: “Tidak ada seorang Mu’minpun yang ditimpa musibah berupa kesedihan, gundah gulana atau musibah yang lain, kecuali dilebur dosa-dosanya, sekaligus duri yang mengenainya. (HSR. Bukhari Muslim).
Usaha-usaha Musuh Allah Menghilangkan Keshabaran
Musuh-musuh Allah berusaha keras menjauhkan kaum Muslimin dari Islam. Mereka menempuh berbagai cara dengan menggunakan berbagai semboyan keji agar keshabaran kaum Muslimin hilang dan target mereka adalah kaum Muslimin meninggalkan ajaran Islam hingga kembali kafir seperti mereka:
Artinya: Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). (QS. an-Nisa 89).
Misalnya dengan nama “MODE” mereka menyeru kepada wanita-wanita Muslimah yang taat agar menggantinya dengan pakaian jahiliyah yang merangsang dan mempertontonkan aurat dan mereka mengecam wanita yang memakai jilbab dengan sebutan yang menakutkan ekstrem, kolot. kuper, ketinggalan zaman dll. Dan dengan alasan ‘SENI” mereka rusak generasi muda-mudi Islam dengan menyebarkan nyanyian-nyanyian cinta dan asmara yang penuh kecabulan, mereka produksi film-film dan sinetron tentang kebebasan pergaulan muda-mudi serta adegan dan penampilan yang lepas dari nilai-nilai Islam, dll.
Hal-hal yang Dapat Menguatkan Keshabaran
1. Mengetahui hakikat dunia, bahwa kehidupan dunia adalah tempat ujian dari Allah yang harus dihadapinya dengan shabar. sedanq kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan akhirat.
2. Yakin dengan pahala yang dilanjikan Allah bagi orang-orang shabar (an-Nahl 96, az-Zumar 10, al-Ankabut 58-59).
3. Mengetahui hakikat dirinya adalah milik Allah, Allah berbuat terhadap dirinya menurut iradah-Nya.
4. Meminta pertolongan kepada Allah agar diberi keshabaran dalam menghadapi ketaatan, kemaksiatan dan cobaan hidup ini.
5. Meneladani kehidupan orang-orang yang shabar.
Artinya: Ya Tuhan kami, berilah keshabaran pada kami dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir. (QS. 2:250)
0 komentar: