Mata rantai kejahatan, kebiadaban, dan kekejaman komunisme di wilayah Dunia Islam tidak hanya sekali ini terjadi di Chechnya. Tetapi merupakan benang merah yang sangat panjang, berabad-abad, Sejak hadirnya bangsa Slav di pentas politik dunia internasional. Pada tahun 1770, misalnya, Rusia telah terlibat konflik melawan Kekhilafahan Islam Turki Utsmaniyah, dengan kemenangan di pihak Rusia. Akibatnya Turki Utsmaniyah harus menandatangani Perjanjian Kinarja pada tahun 1774 dengan Ratu Catherina II; Turki Utsmaniyah menyerahkan benteng-benteng di Laut Hitam, dan memberi izin Rusia melintasi selat yang menghubungkan Laut Hitam dan laut Putih. Kemudian pada tahun 1828, Rusia menyatakan perang melawan Kekhilafahan Islam Turki Utsmaniyah yang berakhir dengan Konferensi London pada 30 Mei 1830. Akibatnya Yunani, Bosnia Herzegovina, Rumania dan Serbia pada tahun 1830 melepaskan diri dari imperium Turki Utsmaniyah. Pada masa itu memang merupakan fase kemunduran Kekhilafahan Turki Utsmaniyah dari pengeroyokan negara-negara Eropa, termasuk Rusia terhadap Kekhilafahan Islam itu. Kemudian pada tahun 1877, perang Rusia versus Turki Utsmaniyah meletus lagi dan berakhir dengan kemenangan Rusia. Akibatnya Turki Utsmaniyah pada masa Sultan Abdul Hamid II itu harus menandatangani Perjanjian San Steffano (1877). Hasilnya: Bulgaria, Montenegro, Qabrus melepaskan diri dari imperium Turki Utsmaniyah pada tahun 1878. Singkatnya, Rusia pada masa-masa itu telah melibatkan diri dalam konspirasi internasional menghancurkan Kekhilafahan Islam Turki Utsmaniyah.
Setelah revolusi berdarah Bolsheviks di Rusia, September 1917 dan merobohkan Kekaisaran Romanov, Tsar Rusia, komunisme semakin gencar menyerang wilayah-wilayah Dunia Islam dan agama-agama Samawi, termasuk Islam baik secara doktrin ideologi komunisme maupun teror dan genocide massal terhadap kaum Muslimin. Revolusi Bolsheviks yang merupakan plan-fling Yahudi untuk mendirikan negara yang berideologi kekufuran non-agama didesain oleh tokoh komunis Rusia bernama Lenin, seorang Yahudi. Nama aslinya Vladimir Ilich Uliyanov (1870- 1924). Pada tahun 1913 M. ia pernah berkata: “Tidak benar bahwa Allah yang mengatur alam ini. Yang benar adalah itu hasil pikiran khurafat yang diciptakan oleh manusia untuk memberikan alasan akan kelemahannya. Lantaran itulah setiap orang membela pikiran tentang adanya Allah, sebenarnya orang itu merupakan seorang yang lemah dan bodoh”. Demikian pula Karl Marx (1818-1883), pencetus teori komunisme yang berasaskan atheisme materialistik itu menyatakan: “Tiada Tuhan, kehidüpan ini adalah benda semata”.
Pada permulaan revolusi komunisme, 1917, di Kokhand (Turkistan) diselenggarakan Konggres Islam untuk menuntut pemerintahan sendiri bagi kaum Muslimin Turkistan. Sehubungan dengan itu, tiba-tiba orang-orang komunis menyerang kota Kokhand, dan membunuhi secara kejam ribuan kaum Muslimin. Tidak hanya itu, penguasa uni Sovyet berusaha menghancurkan seluruh infrastruktur peradaban Islam, sarana-sarana peribadatan, dan memberangus ormas-ormas Islam di Turkistan, dan wilayah-wilayah lain. Pada mulanya penguasa komunis hanya menyita yayasan-yayasan dan tanah-tanah waqaf yang merupakan sumber keuangan pemeliharaan masjid-masjid. Kemudian menghancurkan sarana-sarana peribadatan atau dijadikan tempat-tempat maksiat dan hiburan.
Pada bulan April 1918 Lenin, pucuk pimpinan komunis yang terkenal bengis dan kejam itu, menginstruksikan penyerangan terhadap wilayah-wilayah kaum Muslimin tanpa ancaman dan peringatan tenlebih dahulu. Hingga, pada akhir tahun itu juga, penguasa komunis Uni Sovyet mencaplok wilayah Ural, sebelah timur Kaukakus, dan Kokhand. Kemudian menganeksasi Ordo pada tahun 1919. Setahun berikutnya, tepatnya April 1920 Uni Sovyet menjajah Azerbaijan, serta mengepung daerah Khewa. Dan pada tahun 1921, rejim komunis juga menginvasi daerah Bukhara, sebuah wilayah Islam yang dia nggap sebagai basis kekuatan Islam di Asia Tengah. Konfrontasi militer besar-besaran berlangsung sampai tahun 1924 di bagian timur Emir Bukhara, tempat lahirnya ulama besar dan perawi hadits, Imam Bukhari. Sampai tahun 1930, Uni Soviet berhasil melenyapkan negara Bukhara.
Thus, nestapa, derita panjang terus dialami kaum Muslimin di Asia Tengah, pasca revolusi Bolshecikc, 1917. Yang pada tahun itu juga disepakati perjanjian Balfour, yang merupakan rekayasa Zionisme internasional untuk melegalkan pendirian negara Zionis, Israel, melalui tangan Inggris. Keterlibatan dan dukungan Rusia dalam pendirian negara zionis ini juga cukup besar andilnya.
Penderitaan dan kelaparan, akibat revolusi komunis ini juga melanda daerah Crimee, di samping Turkistan. Berikut adalah data kekejaman kaum komunis dan derita kaum Muslimin di Turkistan sejak tahun 1921-1950, sebagaimana dilaporkan Muhammad Abdul Latif, mantan deputy Universitas al-Azhar kepada Sekjen PBB. Mr. Trygy e Lie. Lihat tabel).
Selain penangkapan, pengusiran, dan pembantalan besar-besaran terhadap kaum Muslimin, rejim komunis juga mengadakan pemberangusan dan perusakan terhadap sarana-sarana peribadatan kaum Muslimin. Mereka meratakan masjid-masjid, kemudian mengubahnya menjadi sarana maksiat dan hiburan. Di Turkistan misalnya, kehilangan sekitar 6.682 masjid dan 8.052 madrasah. Selanjutnya pada tahun 1942 pemerintah Uni Sovyet mengumumkan secara resmi, ada sebanyak 1.3 12 masjid yang terdaftar.
Demikianlah selintas kejahatan komunisme di wilayah-wilayah dunia Islam. Berkat serangan-serangannya yang sangat gencar dan intensif selama 50 tahun, rejim komunis berhasil menumpas tidak kurang dan 20.000.000 kaurn Muslimin. Bahkan menurut perhitungan resmi Uni Soviet, Stalin sendiri telah membunuhi kira-kira 11.000.000 kaum Muslirnin serta memberangus seluruh infrastruktur peradaban lslam di Asia Tengah. Sayangnya, setelah wilayah-wilayah Dunia Islam itu merdeka, banyak negeri Muslim yang terperangkap dalam sistem komunisme ini, sebagai antithesis dari imperialisme yang berkepanjangan. Dengan alasan untuk memerangi imperialisme, membebaskan kelas buruh, dan meratakan keadilan di masyarakat, komunisme berhasil menyusup ke negara-negara Islam yang baru merdeka.
Berdirinya Yaman Selatan yang berafiliasi komunis (sekarang negara itu sudah tumbang, menyatu dengan Yaman Utara), partai Ba’ats, partai Sosialis, dan partai komunis di wilayah-wilayah Dunia Islam merupakan kreasi nyata dari infiltrasi ideologi komunis di dunia Islam. Dunia Islam pun tersuruk dalam kehancurannya, untuk yang kesekian kalinya.
Di Indonesia, konspirasi komunisme terhadap kaum Muslimin dan pemerintah Indonesia telah diadakan dua kali makar. Pertama pada 18 September 1948, dipimpin Mr. Amir Syarifuddin dan Muso memproklamasikan “Sovyet Republik Indonesia” di Madiun. Kudeta kedua terjadi pada September 1965. PKI (Partai Komunis Indonesia) mengadakan tindak subversif yang kemudian dikenal dengan G.30 S/PKI, hingga menewaskan tujuh jendral dan ribuan kaum Muslimin yang menjadi korban kebiadaban PKI. Namun alhamdulillah, gerakan subversif ini dapat dilumpuhkan segera oleh ABRI dan masyarakat kaum Muslimin Indonesia.
Di penghujung tahun 1979, rejim komunis, Breznev menginvasi Afghanistan. Medan jihad pun terbuka lebar di bumi Afghan. Perang gerilya berkecamuk selama kurang lebih 13 tahun. Namun tindakan brutal Uni Sovyet ini dikemudian hari menjadi bumerang politik bagi Uni Sovyet sendiri. Uni Sovyet harus menderita dan menanggung kerugian yang sangat besar. Sejak invasi Uni Sovyet ke Afghanistan, Rusia rnengalami kerugian antara 40.000. 000 sampai 50.000.000 dollar AS. perhari untuk mendanai biaya perang di Afghanistan. Dan lagi, invasi itu tidak menghasilkan apa-apa kecuali kekalahan , setelah pasukan-pasukan Sovyet berhadapan dengan Mujahidin Afghanistan. Pada tahun 1989 Mujahidin Afghan berhasil mengusir pasukan beruang merah itu dan bumi Afghanistan dari sekitar 50.000 tentara Sovyet terkubur di Afghan, dan sekitar 600 -1000 tentara Sovyet tertawan di Afghan. Mereka pulang dengan tangan hampa, tanpa membawa sepucuk perjanjian pun dengan Afghanistan. Bahkan lebih jauh, kekalahan fatal ini telah menyebabkan ambruknya komunisme dan berkeping-kepingnya negara Uni Sovyet. Sejak itu Uni Sovyet terhapus dari peta politik dalam sekejap. Inilah hasil invasi Sovyet ke Afghanistan yang berakhir tragis.
Seperti halnya Perang Chechnya Pertama, Perang Chechnya Kedua (1994-2009) juga menimbulkan korban tewas yang tidak sedikit. Di pihak Rusia, jumlah korban tewas berkisar antara 7.000 - 11.000 jiwa. Sementara di pihak lawan, jumlah milisi anti-Rusia yang tewas diperkirakan mencapai lebih dari 16.000 jiwa. Perang Chechnya Kedua juga mengakibatkan antara 30.000 - 50.000 warga sipil kehilangan nyawanya. Di luar masalah korban jiwa, Perang Chechnya Pertama & Kedua membawa dampak negatif lain berupa memburuknya situasi keamanan di Kaukasus utara & meningkatnya sentimen kebencian rakyat Rusia kepada orang-orang yang berasal dari Kaukasus.
Kini, atas dalih memenuhi permintaan Negara sahabat, tentara Rusia kembali membunuh ribuan umat muslim di Syria. Tak ada satupun wilayah yang dihuni oleh Islam Sunni yang lepas dari Genosida Rezim diktator Basyar Assad bersama Aliansi Komunis dunia yang dipimpin oleh Rusia. Ditambah lagi intervensi Amerika yang semakin memperburuk keadaan hampir disetiap jengkal tanah Syam yang barokah. Masihkah kita sebagai umat islam bercerai-berai menyaksikan sauadara kita diperlakukan layaknya binatang oleh musuh-musuh Allah yang semakin solid?
Berdirinya Yaman Selatan yang berafiliasi komunis (sekarang negara itu sudah tumbang, menyatu dengan Yaman Utara), partai Ba’ats, partai Sosialis, dan partai komunis di wilayah-wilayah Dunia Islam merupakan kreasi nyata dari infiltrasi ideologi komunis di dunia Islam. Dunia Islam pun tersuruk dalam kehancurannya, untuk yang kesekian kalinya.
Di Indonesia, konspirasi komunisme terhadap kaum Muslimin dan pemerintah Indonesia telah diadakan dua kali makar. Pertama pada 18 September 1948, dipimpin Mr. Amir Syarifuddin dan Muso memproklamasikan “Sovyet Republik Indonesia” di Madiun. Kudeta kedua terjadi pada September 1965. PKI (Partai Komunis Indonesia) mengadakan tindak subversif yang kemudian dikenal dengan G.30 S/PKI, hingga menewaskan tujuh jendral dan ribuan kaum Muslimin yang menjadi korban kebiadaban PKI. Namun alhamdulillah, gerakan subversif ini dapat dilumpuhkan segera oleh ABRI dan masyarakat kaum Muslimin Indonesia.
Di penghujung tahun 1979, rejim komunis, Breznev menginvasi Afghanistan. Medan jihad pun terbuka lebar di bumi Afghan. Perang gerilya berkecamuk selama kurang lebih 13 tahun. Namun tindakan brutal Uni Sovyet ini dikemudian hari menjadi bumerang politik bagi Uni Sovyet sendiri. Uni Sovyet harus menderita dan menanggung kerugian yang sangat besar. Sejak invasi Uni Sovyet ke Afghanistan, Rusia rnengalami kerugian antara 40.000. 000 sampai 50.000.000 dollar AS. perhari untuk mendanai biaya perang di Afghanistan. Dan lagi, invasi itu tidak menghasilkan apa-apa kecuali kekalahan , setelah pasukan-pasukan Sovyet berhadapan dengan Mujahidin Afghanistan. Pada tahun 1989 Mujahidin Afghan berhasil mengusir pasukan beruang merah itu dan bumi Afghanistan dari sekitar 50.000 tentara Sovyet terkubur di Afghan, dan sekitar 600 -1000 tentara Sovyet tertawan di Afghan. Mereka pulang dengan tangan hampa, tanpa membawa sepucuk perjanjian pun dengan Afghanistan. Bahkan lebih jauh, kekalahan fatal ini telah menyebabkan ambruknya komunisme dan berkeping-kepingnya negara Uni Sovyet. Sejak itu Uni Sovyet terhapus dari peta politik dalam sekejap. Inilah hasil invasi Sovyet ke Afghanistan yang berakhir tragis.
Seperti halnya Perang Chechnya Pertama, Perang Chechnya Kedua (1994-2009) juga menimbulkan korban tewas yang tidak sedikit. Di pihak Rusia, jumlah korban tewas berkisar antara 7.000 - 11.000 jiwa. Sementara di pihak lawan, jumlah milisi anti-Rusia yang tewas diperkirakan mencapai lebih dari 16.000 jiwa. Perang Chechnya Kedua juga mengakibatkan antara 30.000 - 50.000 warga sipil kehilangan nyawanya. Di luar masalah korban jiwa, Perang Chechnya Pertama & Kedua membawa dampak negatif lain berupa memburuknya situasi keamanan di Kaukasus utara & meningkatnya sentimen kebencian rakyat Rusia kepada orang-orang yang berasal dari Kaukasus.
Kini, atas dalih memenuhi permintaan Negara sahabat, tentara Rusia kembali membunuh ribuan umat muslim di Syria. Tak ada satupun wilayah yang dihuni oleh Islam Sunni yang lepas dari Genosida Rezim diktator Basyar Assad bersama Aliansi Komunis dunia yang dipimpin oleh Rusia. Ditambah lagi intervensi Amerika yang semakin memperburuk keadaan hampir disetiap jengkal tanah Syam yang barokah. Masihkah kita sebagai umat islam bercerai-berai menyaksikan sauadara kita diperlakukan layaknya binatang oleh musuh-musuh Allah yang semakin solid?
0 komentar: