Jumat, 30 Desember 2016

GOLONGAN KIRI DALAM PESPEKTIF ISLAM


beberapa waktu terakhir ini pembicaraan tentang kebangkitan komunis cukup santer. Bukan karena optimisme dan ketertarikan, akan tetapi lebih bernuansa kekhawatiran dan keprihatinan. Yang pada akhirnya adalah himbauan kewaspadaan. Berbagai media massa, khususnya media Islam, banyak yang mengangkatnya menjadi head line atau setidaknya menjadikannya sebagai bahasan penting. Nampaknya memang cukup terasa. Di era tahun 2000-an bahkan dikampus, dikenal adanya suatu kelompok yang menamakan diri SMID (Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi) yang banyak melakukan dan menggerakkan demo di berbagai kota dan daerah dengan yel atau semboyan-semboyan yang mirip dengan teori atau seruan Karl Max atau tokoh semacamnya. Terbitnya buku Memoar Oei Tjoe Tat yang oleh Bakin dinilainya tidak sekedar menghilangkan jejak. tetapi juga ingin memutarbalikkan fakta serta memberikan pandangan yang keliru mengenai keberadaan komunis di Indonesia. 

Kanan Dan Kiri Dalam Pengertian Umum 

Istilah Kanan dan Kiri pada rnulanya berasal dari tradisi parlemen di negeri-negeri Barat. Pada waktu itu wakil-wakil rakyat yang menyokong pemerintah duduk di sebelah kanan Ketua Parlemen, sedangkan yang menentang (oposisi) duduk di sebelah kirinya (Hainka TQWLT al-Azhar. Juz 30). Kedua kata di atas kemudian mengalami perkembangan dalam pemakaiannya. Tidak hanya dalam lapangan politik (praktis) saja, akan tetapi sudah merupakan pembicaraan penting dalam bidang pemikiran dan ideologi. Dalam rentang waktu yang relatif lama istilah Kiri telah diasosiasikan atau bahkan disamakan dengan Sosialisme, Marxisme atau Komunisme. Dan semüa orang tahu, yang menjadi tokoh atau dedengkotnya adal ah Karl Marx. F. Engels, Lenin, Stalin, dll. Yang dimaksud dengan Kiri adalah suatu istilah yang dipergunakan untuk memberikan titel kepada golongan yang progresif, golongan Sosialis, terutama golongan Komunis (S. Suijountoro, Ensiklopedia Sosialisme). Jika demikian, maka jelaslah bahwa yang dimaksudkan dengan kebangkitan kembali golongan Kiri di Indonesia, tidak lain dan tidak bukan yang kebangkitan Komunis, Marxis atau Sosialis itu. Bukan dalam pengertian yang lain. Perkembangan pemakaian atau perluasan makna Kiri yang terakhir menurut Litbang Republika bahwa Kiri tidak identik dengan Komunis. “Adalah tidak tepat merigidentikkan secara langsung aliran Kiri dengan Komunisme. Kenyataannya aliran Kiri memiliki puluhan Cabang yang berbeda-beda”. Yang menjadi kriteria Kiri atau tidaknya adalah ada atau tidaknya unsur agama. Dikatakannya, “Secara umum, seluruh aliran (Kiri, pen) tidak memasukkan faktor agarna ke dalam ideologinya”. (Republiko.. 30/9/ 95; 3.4/10/95). Yang aneh dan menjadi ganjalan adalah adanya kelompok Kiri Baru (NewLeft) di kalangan ummat Islami Fenomena ini adalah munculnya Hasan Hanafi, Nashr Abu Zaid dan Arkound di Timur Tengah (Jurnal Kajian Islam Ma’rifah. Vol.1 tahun 1415 H/1994). Adapun Kanan yang kurang begitu populer dan kurang berkembang. adalah partai yang cenderung kepada Barat, dalam hal ini condong kepada kapitalis imperialis (Ensikiopedia Sosialisme). 

Trendy Tetapi Menyesatkan 

Fenomenanya memang ada. bahwa Sosialisme-Marxisme atau ideologi Kiri itu diterima oleh sementara kalangan, khususnya di kalangan kampus. Padahal jelas, ideologi dan pemikiran Kiri itu sesat dan menyesatkan. Narnun karena lihainya mereka melakukan propaganda dan “promosi”, banyak orang yang kemudian terpuruk di dalamnya. Ini telah diisyaratkan oleh Hamka dalam Tafsirnya. Dikatakannya, “Dengan pandai mereka rnempengaruhi masyarakat dengan semboyan-semboyan. sehingga orang mérasa megah kalau rnenyebut diri”Golongan Kiri”, orang yang keras kepala. yang selalu membangkang, yang merebut kekuasaan dengan serba kekerasan merasa bangga dengan menyebut dirinya kaum Kiri”.
Suatu hal yang sangat memprihatinkan adalah banyaknya orang (Islam) yang keblinger alias salah mengerti terhdap istilah Kanan dan Kiri. Lebih parah lagi adalah banyak orang yang masuk ke dalam golongan Kiri. kemudian membela dan memperjuangkannya. ini tentu saja. kalau ditinjau dalam perspektif al-Qur’an (Islam). Sebab islam telah jauh lebih dahulu (15 abad silam)”mengintrodusir” istilah Golongan Kanan dan Golongan Kiri yang pengertiannya sangat berbeda dengan Kanan dan Kiri yang kini dibicarakan banyak orang. Dan inilah yang kurang dimengerti.
Diantara persoalan yang sangat memprihatinkan dan menyesatkan itu adalah, pertama. ketidak sesuaian atau bahkan bertolak belakangnya konsepsi Kanan dan Kiri produk manusia dengan Kanan dan Kiri”produk” Ilahi. Konsep produk manusia itu. seperti dikemukakan di atas, mengalami perubahan; sementara konsep al-Qur’an sudah baku dengan kriteria yang jelas.
Kedua kekeliruan yang cukup fatal. bahwa orang menganggap (berteori) bahwa yang tidak ada “faktor agama” sebagai Kiri. Artinya. dengan logika bodoh nih,. yang ada “faktor agamanya sebagai Kanan, walau itu agama Nasrani, Hindu atau. mungkin aliran kepercayaan. Padahal menurut Islam tidak demikian. Ketiga. tidak proporsionalnya pembicaraan antara’Golongan Kanan dan Gol ongan Kiri. sebagaimana dalam konsep Islam. Mudah-mudahan uraian berikut tentang Golongan Kanan dan Golongan Kiri menurut Islam, sebatas kemampuan penulis, dapat menjadi perbandingan guna meluruskan pemahaman dan menentukan sikap dalam hidup ini.

Golongan Kanan Dan Golongan Kiri Dalam Perspektif Islam 

Sebelum orang-orang (modern) kenal dan mengaku Golongan Kanan atau Kiri, sungguh. al-Qur’an (Islam) telah “mengintrodusir”nya lima belas abad yang lampau. Tidak hanya menggunakan istilah saja. Akan tetapi melengkapinya dengan atribut atau gambaran yang mudah. jelas dan baku. Dengan demikian, siapapun yang memiliki hati yang bersih dan akal yang cerdas akan mudah menerimanya. al-Qur’an dalam mengungkapkannya dengan Metode Kriterium. Suatu metode penjelasan yang amat sangat ilmiah dan jitu. Mudah, luwes dan sulit dibantah. Mudah. karena memberikan garnbaran konkretnya. gambaran operasionalnya. Dengan demikian tidak akan menimbulkan salah pengertian dan perdebatan. (Kecuali yang di dalam hatinya ada penykit). Luwes, karena dengan kriteria itu dapat berlaku di mana saja dan kapan saja. Jadi sangat jauh berbeda dengan model deftnisi produk manusia) yang tiap kepala berbeda-beda, yang dengannya orang dapat berkeilt untuk memenuhi vested interstnya.
Metode Kriterium adalah Metodologi Keilmuan Islam yang, sekali lagi sangat ilmiah yang sebelumnya tidak dikenal dalam dunia keilmuan Di samping Metode Kriterium, al-Qur‘ an dalam mengungkapkan Golongan Kanan dan Kiri. juga menggunakan metode deduksi dan induksi. Demikian selain terasa sangat berat bobot ilmiahnya, juga terasa indah pengungkapannya.
Dalam menuturkan kedua golongan tadi, A1-Qur’an senantiasa mendahulukan Golongan Kanan. Namun dalam uraian berikut akan dikemukakan Golongan Kiri dulu. Alasannya sederhana saja, karena yang sedang ramai dibicarakan orang gol ongan yang terakhir itu. Siapakah Golongan Kiri?
Golongan Kiri, dalam al-Qur’an diistilahkan Ash-haabul Masy’amah atau Ash-häabusy Syimaal. Keduanya dipakai dalam ayat dan surat yang berbeda. Ketahuilah, bahwa pada hakekatnya yang namanya Golongan Kiri itu adalah golongan Kafir golongan yang menginkari Allah dan hari berbangkit dan semua yang ghaib; mereka melakukan penindasan dan hidup bermewah-mewah (Mutrafun); Mereka senantiasa melakukan kema’shiyatan dan dosa besar Perhatikanlah ayat-ayat Allah berilcut:
Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itulah golongan kiri. Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat. (QS. al-Balad: 19-20).
Golangan Kiri. Siapakah golongan kiri? Sesungguhnya mereka sebelum itu (ketika di dunia, pen.) hidup bermewah-mewah. Dan mereka teuzs-menerus mengerjakan dosa yang besar. Dan mereka selalu mengatakan: Apakah apabila kami mati dan menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah sungguh akan dibangkitkan kembali? Apakah bapak-bapak kami yang dahulu (dibangkitkan pula? (QS. al-Waaqi’ah: 41, 44-48).
Begitulah gambaran Golongan Kiri menurut al-Qur’an. Gambar tatkala mereka masih hidup di dunia yang hanya memperturutkán. hawa nafsu; tidak pemah menggunakan nurani dan akal sehat. sementara dalam penjelasan ayat lain, yang dimaksud dengari orang kafir adalah siapa saja yang mempersekutukan Allah (musyrikin) dan yang termasuk dalam dhlil kitaab serta yang mengingkari Allah; baik yang paganisme, polithesme, atheisme atau agnostisme.

Sesunggtuhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam; mereka kekal di dalaznnya. Mereka itulah seburuk-buruk manusia. (QS. al Bayyin ah: 6).
Jadi. tegasnya. walaupun ada “faktor agama”, jika tidak murni Islam dengan sendirinya termasuk Golongan Kiri. Dan inilah Golongan Kiri yang sejati menurut Islam.
Sebutan Golongan Kiri (Ash—haabuys Syunaa) ini menurut para mufatsir merupakan .suatu perendahan atau penghinaan (al-Maraghi) atau ahlu sial. Dan mereka (mufasir) pada umumnya mengartikan Golongan Kiri sebagai orang-orang yang menenima buku catatan amal mereka dengan tangan kiri (atau dari belakang punggungnya) ketika di akhirat nanti. Ini sesuai dengan ayat benikut:
Adapun orang-orang yang diberikan Kitabnya dan belakang, maka dia akan berteriak: “Celakalah aku” Dia akan masuk kedalam api yang menyala-nya-lah .... (Al-Insyiqaaq: 10-15).

Kalau dalam pandangan umum ten-tang Golongan Kiri tanpa ada ancaman akibatnya nanti, sehingga orang bisa berbangga dengannya. maka berbeda sekali dengañ Islam. Al-Qur’an menggarnbarkan juga akan akibat yang amat sangat tidak nnengenakkan yang bakal menimpanya di akhirat kelak. Dengan demikian memiliki dampak yang sangat positif bagi orang-orang yang baik. Tentang Golongan Kanan Dalam Islam, justru golongan Kananlah yang amat besar kepeduliannya terhadap orang kecil, orang tertindas. fakir miskin, orang terlantar. Jadi kebalikan dengan pandangan- orang-orang yang sudah keblinger (Golongan Kiri dan kam eratnya). Golongan Kanan adalah mereka yang beriman dan beramal shaleh dengan segala konsekuensinya. Walaupun berat tetap dilakukan juga sebagai penjuangan yang sèjati. Beratnya di ibaratkan menempuh jalan yang mendaki. Kita perhatikan ungkapan induktif al-Qur’an yang memberikan Kriterium aperasional maupun konsepsional.
Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan budak dan perbudakan, atau memberi makon pada hari kelaparan. kepada anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau orang miskin yang sangat fakir Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. Mereka itulah Golongan Kanan. (QS. al—Balad: 12-18).
Dengan gaya retoris, al-Qur’an mengungkapkannya (sebagaimana mengungkapkan golongan kiri):

Dan golongan Kanan. Siapakah golongan kanan? (Alangkah mulianya golongan kanan).

Kemudian Allah swt. memberikan jawabannya dengan berbagai gambaran yang serba amat sangat rnengenakkan (di surga kelak). (Lebih lengkapnya baca QS al-Waaqi’ah). Dalam QS. Al-Insyiqaaq, mereka digarnbarkan sebagai orang-orang yang menerima buku catatan amalnya dengan taiigan kanannya. 

Khatimah

Tanpa memanjang lebarkan bahasan ini, sungguh. telah begitu garnblangnya gambaran tentang keadaan dan kriteria Golongan Kanan dan Golongan Kiri. Golongan Kanan adalah orang-orang yang beriman (dalam pengertian Islam); dan Golongan kiri adalah orang-orang yang tidak berirnan alias kafir (dalain segala bentuknya). Untuk lebih jelasnya dan lebih mantapnya, marilah kita baca berulang-ulang penjelasan al-Qur’an yang ayat-ayatnya telah disitir di atas (QS. al-Balad, al-Waaqi’ah dan al-Insylqaaq).
Wallahu a’lam bishshawab

0 komentar: