اتَّقُوا الظُّلْمَ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Artinya: Jauhilah olehmu perbuatan zhalim, karerta perbuatan zhalim itu merupakan kegelapan di hari kiamat (HSR. Muslim). Makna Zhalim
Secara bahasa zhalim berarti aniaya, melampaui batas, berlaku lalim dan tidak adil. Sedang menurut istilah zhalim maksudnya adalah meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya, meninggalkan kebenaran tidak mau mengikuti syari’at Allah bahkan menentangnya.
Bentuk-bentuk kezhaliman yang paling besar
1. Melakukan perbuatan syirik kepada Allah.
Menyekutukan Allah (syirik) baik dalam do’a, khauf (takut), Raja’ (pengharapan), Tawakkal (berserah diri), lsti’anah (memohon pertolongan), Isti’adzah (memohon pe1indungan), istighatsah (memohon pertolongan untuk dimenangkan atau diselamatkan) dan ibadah-ibadah yang lain adalah termasuk kezhaliman yang benar. Firman Allah:
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Artinya: Sesungguhnya syirik itu adalah kezhaliman yang besar. (QS. Luqman 13). Karena itu zhalim dalam al-Qur’an terkadangbermakna syirik (lihat QS. al-An’am 82), dan termasuk dosa yang paling besar yang tidak akan diampuni Allah (4: 48) dan berakibat gugur, terhapus semua amal baiknya (39:65) dan diharamkan masuk surga baginya (5: 72).
2. Meninggalkan kebenaran, bahkan menyembunyikannya.
Allah menceritakan tentang karakter orang Yahudi dan Nasrani di antaranya mereka tahu kebenaran Nabi Muhammad dan ajaran yang dibawanya tapi mereka mengingkarinya dan menyembunyikan kebenaran tersebut (2: 146 dan 159). Tentang orang yang suka menyembun yikan kebenaran (kesaksian yang benar) Allah berfirman:
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ كَتَمَ شَهَادَةً عِنْدَهُ مِنَ اللَّهِ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Artinya: Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya. Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan. (QS. al-Baqarah 140). Syahadah dari Allah adalah persaksian Allah yang ada dalam Taurat dan Injil bahwa Allah akan mengutus Nabi Muhammad saw. dan juga menjelaskan bahwa Ibrahim as. dan anak cucunya bukan penganut agama Yahudi atau Nasrani.
3. Berpaling dari ayat-ayat Allah dan mendustakannya.
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا ۚ إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنْتَقِمُونَ
Artinya: Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian Ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan membenlkan pembalasan kepoda orang-orang yang berdosa. (QS. as-Sajdah 22).
Maka siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakanaya ayatnya? Sesungguhnya tiada beruntung orang-orang yang berbuatdosa. (QS. yunus 17).
4. Mematikan fungsi masjid bahkan berusaha merobohkannya.
Ciri-ciri Orang Zhalim
1. Tidak mau berhukum dengan hukum Allah (5:45).
2. Berdusta terhadap Allah (3:94).
3. Menjadikan keluarga dekat seperti bapak, saudara kandung, dll. yang mengutamakan kekafiran atas keimanan sebagai pimpinan (9:23).
4. Suka mengolok-olok, mencaci maki, memanggil dengan gelaran yang buruk pada orang lain (49: 11).
5. Suka melanggar dan melampaui batas hukum-hukum Allah (2: 229). \6. Mengkhianati orang yang telah memperlakukannya dengan baik (12:23).
7. Suka melakukan perbuatm buruk dan dosa yang dilarang Allah, Karena setap perbuatan dosa adalah zhalim. Allah berfirman:
Sikap kita pada kezhaliman dan orang zhalim
Dalam Hadits Qudsiy riwayat Muslim dan Shahabat Abu Dzar al-Ghiffari ra., dan Nabi saw. yang beliau riwayatkan dari Tuhannya, Allah berfirman:
Dan dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 57 menjelaskan bahwa Allah tidak menyukai orang-orang yang zhalim. Karena itu sikap kita pada kezhaliman dan orang-orang yang zhalim haruslah:
1. Membenci segala macam bentuk kezhaliman dan tidak rnenyukai pelaku-pelakunya.
2. Tidak cenderung, setuju dan meridhai tindakan kezhaliman mereka. Firman Allah:
3. Tidak rnemberikan kesetiaan dan loyalitasnya pada mereka, serta berlepas diri dari mereka (bara’). Akhirnya, kita sebagai hamba Allah yang lemah, lalai tidak lepas dari perbuatan zhalim, baik disadari atau tidak, yang besar atau yang kecil, karena itu kita dianjurkan berdo’a dalam shalat kita (sesudah tasyahud) agar Allah mengampuni dosa-dosa (kezhaliman) yang telah kita perbuat tersebut. Sebagaimana dalam hadits dari Abdullah bin Umar ra. berkata:
Sesungguhnya Abu Bakar ash-Shiddiq ra. pernah minta kepada Rasulullah saw. dengan berkata: Ya Rasulullah! ajarkanlah kepadaku doa yang akan kubaca dalam shalatku, maka Rasulullah saw. mengajarkan, katakanlah:
4. Mematikan fungsi masjid bahkan berusaha merobohkannya.
.......وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ مَنَعَ مَسَاجِدَ اللَّهِ أَنْ يُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ وَسَعَىٰ فِي خَرَابِهَا
Artinya: Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? ....(QS.al-Baqarah 114). Ciri-ciri Orang Zhalim
1. Tidak mau berhukum dengan hukum Allah (5:45).
2. Berdusta terhadap Allah (3:94).
3. Menjadikan keluarga dekat seperti bapak, saudara kandung, dll. yang mengutamakan kekafiran atas keimanan sebagai pimpinan (9:23).
4. Suka mengolok-olok, mencaci maki, memanggil dengan gelaran yang buruk pada orang lain (49: 11).
5. Suka melanggar dan melampaui batas hukum-hukum Allah (2: 229). \6. Mengkhianati orang yang telah memperlakukannya dengan baik (12:23).
7. Suka melakukan perbuatm buruk dan dosa yang dilarang Allah, Karena setap perbuatan dosa adalah zhalim. Allah berfirman:
وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا
Artinya: Dan barang siapa yang mengerjakan keburukan atau menzhalimi dirinya. kemudian Ia mohon ampun kepada Allah, niscaya Ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. an-Nisa’110). Sikap kita pada kezhaliman dan orang zhalim
Dalam Hadits Qudsiy riwayat Muslim dan Shahabat Abu Dzar al-Ghiffari ra., dan Nabi saw. yang beliau riwayatkan dari Tuhannya, Allah berfirman:
يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوا
Artinya: Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan perbuatan Zhalim atas diri-Ku dan Aku menjadikannya di antara kamu sesuatu yang diharamkan, maka janganlah kamu saling berbuat zhalim”. Dan dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 57 menjelaskan bahwa Allah tidak menyukai orang-orang yang zhalim. Karena itu sikap kita pada kezhaliman dan orang-orang yang zhalim haruslah:
1. Membenci segala macam bentuk kezhaliman dan tidak rnenyukai pelaku-pelakunya.
2. Tidak cenderung, setuju dan meridhai tindakan kezhaliman mereka. Firman Allah:
وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ
Artnya: Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zhalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan. (QS. Hud 113). 3. Tidak rnemberikan kesetiaan dan loyalitasnya pada mereka, serta berlepas diri dari mereka (bara’). Akhirnya, kita sebagai hamba Allah yang lemah, lalai tidak lepas dari perbuatan zhalim, baik disadari atau tidak, yang besar atau yang kecil, karena itu kita dianjurkan berdo’a dalam shalat kita (sesudah tasyahud) agar Allah mengampuni dosa-dosa (kezhaliman) yang telah kita perbuat tersebut. Sebagaimana dalam hadits dari Abdullah bin Umar ra. berkata:
Sesungguhnya Abu Bakar ash-Shiddiq ra. pernah minta kepada Rasulullah saw. dengan berkata: Ya Rasulullah! ajarkanlah kepadaku doa yang akan kubaca dalam shalatku, maka Rasulullah saw. mengajarkan, katakanlah:
اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّك أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Artinya: Ya, Allah Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah berlaku zhalim pada diriku sendiri dengan kezhaliman yang banyak dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Oleh karena itu ampunilah diriku dengan pengampunan dari sisi-Mu serta belas kasihanilah diriku, karena sesungguhnya Enmgkau adalah Maha pengampun lagi Maha Penyayang. (HSR. Bukhari-Muslim)
0 komentar: