Selasa, 28 Februari 2017

Uwais Al- Qarni, Fenomenal Hingga ke Langit


Dia bukan sosok terkenal dimasyarakatnya. Dia hidup di zaman Rasulullah saw, akan tetapi tak pernah berjumpa dengan sang Nabi. Namun dibalik pribadi sederhananya, ia ternyata amat fenomenal dilangit karna kesalehannya. Rasulullah menyebutnya sebagai Tabi’in atau pengikut yang terbaik. Dialah Uwais Al Qarni. Nama lengkapnya adalah Uwais bin Amir, bin Jusin al Qarni, al Murodi, al Yamani. Ia berasal dari suku Qarn di Yaman, yang berada di sebelah selatan Saudi Arabia.

Tidak ada yang istimewa dari kehidupannya, ia hanyalah orang biasa, yang sehari-hari berdagang dan menggembala unta. Saat Islam mulai menyebar keseluruh wilayah Arab, Rasulullah saw juga mengutus beberapa sahabat untuk menyerukan Islam ke Yaman. Melalui utusan Rasulullah saw inilah Uwais tercatat menerima Islam sebagai keyakinan barunya.

Kesungguhannya mempelajari Islam membuktikan kecintaanya terhadap agama yang dibawah Rasulullah saw. Hari-hari berikutnya, Uwais menjalani hidup Islam sebagai nafas barunya. Meski terpisah ribuan kolometer dengan Rasulullah saw, ia selalu menunaikan sunnah Nabi saw. Jarak yang jauh antara dirinya dan nabi tak menghilangkan hasratnya untuk bertemu dengan Rasulullah saw. Ia bahkan sangat ingin segera ke Madinah untuk menemani perjalanan jihad Rasulullah saw. Akan tetapi ia harus menahan keinginan besar tersebut, sebab ibunda yang telah lanjut usia hanya menggantungkan hidupnya pada sang putra tercintanya Uwais al Qarni.

Uwais hanya bisa memendam hasratnya dan memilih untuk membaktikan hidupnya pada sang ibu. Dengan penuh sabar dan cinta, Uwais merawat dan memenuhi keperluan ibunya. Sang bunda yang mengetahui keinginan anaknya, akhirnya merestui Uwais untuk bertatap wajah dengan Rasulullah saw. Dengan berbekal seadanya Uwais pun menemui sang Rasul yang amat dirindukannya. Kecintaannya pada sang Nabi membuat Uwais mampu mengalahkan sulitnya perjalanan yang dilaluinya, hingga akhirnya Diapun tiba di Madinah Al Munawwarah.

Namun setelah sampai di Madinah Al munawwarah, harapan Uwais untuk bertemu dengan sang Rasul hilang seketika, tatkala mengetahui bahwa Rasulullah saw sedang tidak berada di Madinah. Uwais pun harus bergegas pulang ke Yaman hendak membaktikan diri pada ibundanya.

Melalui wahyu, Rasulullah saw mengetahui kedatangan Uwais ke Madinah yang hendak menemuinya. Rasulullah pun menceritakan sosok Uwais kepada para sahabat. Dan inilah yang membuat Uwais akhirnya terkenal. Keberadaan Uwais terus dicari, bahkan hingga memasuki kekhalifahan Umar bin khattab.

Dimasa kekhalifaan Umar bin Khattab ra, setiap datang rombongan (sebagai pedagang dan tamu Allah) dari Yaman, Ali bin Abi Thalib dan Umar bin Khattab sendiri selalu berteriak kepada mereka, “Apakah ada diantara kalian Uwais, Apakah ada diantara kalian Uwais”, sehingga orang-orang atau rombongan terebut mencari tahu siapa Uwais, sebab bahkan mereka pub tidak pernah mendengar seseorang yang hebat bernama Uwais dari Yaman.

Dan pada suatu saat, ketika Umar bin Khattab berhasil menemukan seseorang dari Yaman yang telah lama dicarinya, Iapun bertanya, apakah anda bernama Uwais, apakah anda berasal dari Qarn, apakah anda dari Murod, apakah anda punya ibu yang buta, apakah anda punya belang dibadan anda karna sebuah penyakit, yang kesemua dari pertanyaan itu dibenarkan oleh Uwais dengan menambahkan jawaban, “Aku pernah diberi ujian oleh-Nya, namun aku berdoa pada Allah hingga penyakit itu di sisakan hanya di pusarku, sebagai tempat aku bersyukur dengan jalan mengingat bahwa Allah pernah menyembuhkan aku dari penyakit ini atas doaku, atas kenikmatan Allah saw”. Mendengar jawaban itu, Umar pun semakin yakin bahwa sosok yang ada didekatnya itu adalah Uwais al Qarni yang selama ini dicarinya, Tak tangung-tanggung, Umar pun meminta agar Uwais mendoakannya ampunan.

Mendengar permintaan Umar, Uwais merasa heran dan berkata, “Seharusnya anda yang memintakan doa untukku, sebab anda adalah salah seorang sahabat Nabi, anda hidup bersama Rasulullah di Madinah, sedangkan aku bukan sahabat Rasulullah”.

Meski jawaban Uwais sangat logis, Umar tetap meminta Uwais untuk mendoakannya, sebab ia terinspirasi dari kalimat yang diucapkan oleh Rasulullah, bahwa Uwais adalah sosok Tabi’in yang terkenal hingga kelangit, hingga ciri dan fisk Uwais pun digambarkan oleh Rasulullah melalui wahyu, kemudian disampaikan kepada para sahabat.

Sejak saat itu, Uwais menjadi orang yang terkenal dimasyarakatnya. Bahkan selain Umar bin Khattab, banyak pula orang yang mencari dirinya hanya untuk meminta agar Uwais mendoakannya. Melihat fenomena yang terjadi pada dirinya, Uwais tidak menjadi sombong akan ketenaran dirinya, malah Ia memiih untuk tidak terkenal dengan mengasingkan diri dan hidup dalam kesederhanaan.

Sejarah tak banyak mencatat tentang keberadaan Uwais, namun dikisahkan bahwa setiap ketenaran menghampirinya, Uwais kembali berpindah dari satu tempat ketempat yang lain untuk mengasingkan diri. Sejarah mencatat Uwais terakhir bermukim di Khufa di zaman kekhalifahan Ali bin Abi Thalib ra. Disebutkan dalam syiar a’lamin mubalah bahwa Uwais al Qarni jikalau berniat melaksanakan Qiyamullail pada sebuah malam, maka ia terlebih dahulu berniat memanjangkan sujudnya. Dan ketika ia melaksanakan hajat itu, beliau pun memanjangkan sujud disetiap shalat malamnya. Adapun kebiasaan mulia yang dimiliki Uwais adalah, meski dia bukanlah seseorang yang kaya, namun dia selalu menyumbangkan apa yang tersisa dari barang yang dimilikinya, walaupun itu berupa sisa makan dan minuman yang mungkin orang lain membutuhkannya. Ia tidak suka menumpuk kekayaan yang mungkin mubazir dalam hidup seseorang. Hal inilah yang harus menjadi ibrah bagi kaum muslimin bahwa disetiap harta halal yang kita miliki pasti ada jatah seseorang.

Bulan safar tahun 37 Hijriah, terjadi perang Hittim yang melibatkan dua kubu umat muslim antara Ali bin Abi thalib dan Muawiyah bin Abu Sufyan. Di peperangan ini kehadiran Uwais kembali dicatat sejarah, karena ia datang terlibat untuk menggenapkan pasukan yang berbai’at kepada Ali bin Abi Thalib. Di perang inilah napas terakhir seorang Uwais al Qarni dihembukan, dan syahid pun datang menjemput beliau sekaligus melengkapi kemuliannya. Subhanallah, Indahnya hidup Uwais!

0 komentar: