Jumat, 24 Februari 2017

Futuhnya Baitul Maqdis, Sekilas Episode Sejarah




1. Muqaddimah

وَقَضَيْنَا إِلَى بَنِي إسْرائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الأرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا
 فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ أُولاهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَنَا أُولِي بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُوا خِلالَ الدِّيَارِ وَكَانَ وَعْدًا مَفْعُولا

 Artinya : Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali, dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar". Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami, yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana. (QS.17: 4-5)

Akhir Abad XI M. dan awal abad XII M. Dunia Islam tengah menghadapi permasalahan yang komplek dan rumit. Terebutnya sebagian wilayah-wilayah Dunia islam seperti Baitul Maqdis Yerussalem (1099), Edessa (1098), Antiochia (1097), Necea (1097) dan lain-lain dalam Perang Salib1; wafatnya Nuruddin Zanki pada tahun 1173 dan Sultan Arselan Shah pada tahun 1176 (Keduanya qiyadah ummat di Dunia Islani pada masanya), dan lain-lain. Di sisi Lain, masuknya angkatan Salib yang susul-mnyusul, menjarah wilayah-wilayah Dunia Islam; serta munculnya embrio kekuatan pagan dan Mongolia, yaitu Jenghiz Khan (1202-1227), yang kelak akan melumatkan wilayah-wilayah Dunia Islam. Pada saat itulah Allah memunculkan hamba-hambanya sebaagai qiyadah jihad, dan qiyadah ummat, memandu kaum Muslimin dalam menjaga eksistensi bumi kaum Muslimin dan mempertahankan setiap jengkal tanah kaum Muslimin dari jarahan orang-orang kuffar.

Dialah Shalahuddjn al‘Ayyubi. Ia dilahirkan di Takrit dari Kurdistan pada tahun 1137 M. Ayahnya bernama Najamuddin Ayyub. Pada tahun 570 H/1174M. berdirilah Emirat al-Ayyubiyah yang dipimpinnya (1174-1193). Daerah otonomi (Emirat) baru ini menguasai wilayah Mesir dan Syria. Di sisi lain, di kerajaan Latin Yerussalem muncul pula tokoh kontroversial yaitu Rainald de Chatillon. Secara dramatis, tokoh terkemuka dari Ordo Templars ini melakukan manuver-manuver militer dan politik yang mengejutkan Dunia Islam. Seperti pada tahun 1178 pasukannya memukul mundur pasukan Salahuddin di Askalon, dan pasukan Tauran Syah di Damaskus. Bahkan pada tahun 1186 M. Ia memberangkatkan armada pasukannya ke Hejaz untuk menyerang kaum Muslimin Madinah dan Makkah. Namun pasukan ini dihancurkan oleh kaum Muslimin di pesisir Haura. Pada tahun 1187 pasukan Rainaki de Chatillon ini juga melanggar perjanjian damai dengan kaum Muslimin. Mereka merampok dan membantai kafilah kaum Muslimin. Di mana dalam kafilah tersebut terdapat saudara perempuan Shalahuddin al-Ayyubi.
Tindakari yang sangat kurang ajar inilah yang paling tidak telah menyulut perang besar-besaran antara kaum Musilimin versus kaum Nashrani/pasukan Salib. Perang dahsyat meletus di dataran tinggi Tiberias (Thabariah) pada tanggal 4 Juli 1187, yang kemudian dikenal dengan Perang Tiberias. Selanjutnya perang dahsyat tersebut dilanjutkan keesokan harinya di lembah Hittin (Hiththin) pada tanggal 5 Juli 1187.

Dalarn perang yang teramat dahsyat itu, kaum Muslimin memberikan pelajaran yang telak kepada kaum Salib. Pertempuran itu benar-benar mampu melumpuhkan sama sekali semua keberanian yang dimiliki pasukan Salib. Dalarn perang itu. kaum Muslimin memperkokoh kemenangan yang gemilang. Rainald de Chatillon dan lebih kurang 200 perwira dijatuhi hukuman mati karena kejahatan-kejahatan perang yang dilakukan. Adapun sisanya banyak yang ditawan. Dan, peristiwa inilah yang merupakan pendahuluan futuhnya Yerussakm ketangan kaum Musmin, setelah selama 88 tahun dikuasai pasukan Salib (1099-1187).

2. Futuhnyu Baitul Maqis, 2 Oktober 1187 M

Menjelang perang di Tiberias maupun Hittin, Sultan Shalahuddin al-Ayyubi telah mengrim kepada penguasa-penguasa negeri-negeri Islam seperti Syam, Mesir, Mosul, dan seluruh kaum Muslimin untuk mempersiapkan diri menghadapi jihad besar. dan menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang ada. Pada pertengahan bulan September 1187 M. Sultan Salahuddin al-Ayyubi dengan pasukannya dari Damaskus, serta bala bantuan kaum Muslimin dari Mesir dan lain-Lain, telah tiba di Baitul Maqdis. Kemudian berlangsunglah pengepungan kota tersebut selama empat belas hari. Pada awal pengepungan itu, Sultan Shalahuddin menyampaikan seruan kepada kaum Nashrani Yerussalem, supaya kota suci itu diserahkan secara damai. Ia tidak sam pai hati bertindak seperti Godfrey de Bouillon’ yang membantai sekitar 70.000 kaum Muslimin Palestina, ketika kaum Salib menjarah kota tersebut pada tahun 1099 M. Bahkan barangsiapa yang berkeinginan. Mereka akan disediakan tempat tinggal /perumahan di Syria.

Namun kaum Nasrani ketika itu menolak tawaran yang baik itu. Bahkan mereka mengangkat seorang veteran perang yang bernama Balean of Ibelin untuk menjabat komandan pertahanan. Selanjutnya veteran perang itu mengorganisasikan seluruh kekuatan dan mempersenjatai Seluruh penduduk negeri. Mereka berpikir “Lebih baik mati daripada kota Yerussalem jatuh ke tangan kaum Muslimin’. Akhirnya, kaum Muslimin pun melakukan penyerbuan terhadap benteng-benteng pertahanan Baitul Maqdis/Yerussalem

Menjelang hari keempat belas, benteng Stephanus telah hampir roboh. Dalam pada itu kelompok masyarakat Grik/gereja Timur telah memihak kaum Muslimin, akibat tekanan-tekanan gereja Latin ketika berkuasa. Kemudian, Ratu Sybilia bersama para penasehat militemya merasakan bahwa tidak ada jalan lain untuk menghindari kehancuran total, selain meminta damai. Utusanpun dikirimkan kepada Sultan Shalahuddin al-Ayyubi untuk merundingkan penyerahan kota tersebut.. Pada mulanya ia menolak untuk berunding. Sebab, setelah tawarannya dulu duli ditolak kaum Nasrani. ia telah bersumpah untuk membalas kekejaman dan kebiadaban kaum Nashrani pada perang Salib pertama. Namun perasaan kemanusiaannya telah meluluhkan hatinya. Kemudian ia menerima perutusan Sybilla itu. setelah Sebelumnya membayar kafarat dari sumpahnya. Pada akhirnya. Shalahuddin al-Ayyubi sebagai qiyadah jihad ketika itu menerima penyerahan kota Yerussalem itu secara damai. Dengan syarat setiap orang yang berkebangsaan Latin dianggap hamba sahaya/budak dan harus menebus 10 dinar emas bagi laki-laki. dan 5 dinar, emas bagi wanita. dan I dinar emas bagi anak-anak, Sedangkan kalangan militer dan bangsawan akan dikawal keberangkatannya menuju bandar Tyre. Selama empat hari, kaum Nashrani yang berkebangsaan Latin itu meratapi dan memeluk Makam Suci dan tempat-tempat suci lainnya. Pada hari kelima. rombongan-rombongan Latin itu. baik laki-laki, warita. Maupun anak-anak berangkat berbondong-bondong dengan membawa barang-barang yang dapat mereka bawa, meninggalkan bumi Palestina.

Sultan Shalahuddin ikut pula menjumpai barisan-barisan kaum Salib itu yang hendak pulang ke negeri-negeri mereka di Eropa. Kesempatan ini dipergunakan para wanita-wanita Nashrani untuk meminta dibebaskan suami-suami mereka. Shalahuddin pun dengan segala kemurahan dan belas kasih meluluskan permintaan mereka (kecuali Guy de Lesignan), bahkan memberikan berbagai souvenir-souvenir.
Ketika kaum Muslimin memasuki Yerussalem, kota tersebut sudah kosong dari anasir pasukan Salib. Dengan pekikan ‘Allahu Akbar mereka disambut oleh kaum Muslimin yang lain. Mereka hanya menjumpai sejumlah pemuka dari Ordo St. John yakni Rahib militer yang sedang melakukan tugas-tugas kemanusiaan di sana. Shalahuddin pun memberikan idzin kepada mereka hingga selesai menunaikan tugasnya.

Peristiwa itu terjadi pada 2 Oktober 1187. Kemudian Shalahuddin dan pasukan kaum Muslimin mulai mengadakan pembersihan dalam kota. Petama kali adalah menurunkan salib keemasan yang berada di puncak kubah ash Shakhrah. Kemudian membersihkan Masjidil Aqsha dari segala anasir pengaruh kafir maupun najis. Kemudian mereka melaksanakan shalat Jum’at kali pertama di Masjid Al-Aqsha pada tanggal 4 Sya’ban.

Demikianlah sekilas episode ketika kaum Muslimin membebaskan Masjidil Aqsha dari serbuan kaum Salibis.

3. Palestina, sebuah refleksi sejarah

Palestina, memang mernpunyai sejarah yang amat panjang, baik Sebelum maupun sesudah dibebaskan kaum Muslimin. Negeri yang penuh berkah itu, sepanjang Sejarah tidak pernah sepi dari peperangan, pembantaian, pembunuhan. penjarahan, dan lain-lain hingga dewasa ini. Negeri yang punya sejarah tersendiri, terhadap ketiga pengikut agama bersar di dunia ini. Bagi kaum Muslimin, Palestina merupakan negeri tempat Isra’ Rasulullah dan Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha (QS. al-Isra’/17:1); tempat mi’raj Rasulullah dan Masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha tempat makam para Nabi dan Rasul Allah dan lain-lain. Bagi kaum Nashrani, Palestina merupakan tempat lahirnya Nabi isa al-Masih. bagi kaum Yahudi, Palestina diakui mereka sebagai negeri yang dijanjikan Allah (the promissed Land) tempat bersemayam kuil Sulaiman. dan lain-lain.

Secara kronologis pada tahun 63 SM. tentara Romawi di bawah jenderal Pompay menyerbu Palestina dan menguasai al-Quds dari penguasa Makkabi. Kemudian pada tahun 70 M. pada masa kerajaan Romawi. bangsa Yahudi mengadakan pembrontakan di Baitul Maqdis. Hingga Kaisar Titus memerintahkan untuk memusnahkan kota Yerusalem dan membakar Haikal. peristiwa pemusnahan ini diulangi sekali lagi pada tahun 135 M. Tentara Romawi memusnahkan Yerussalem, hingga kota tersebut mengalanni kerusakan total. Sejak itu orang-orang Yahudi kemudian melariikan diri ke Mesir, Afrika Utara, Spanyol dan Eropa. Sejak itulah Palestina menjadi bagian dari wilayah kerajaan Romawi. Pada masa Umar bin Khattab (13-23 H./634- 644M) kaum Muslimin membebaskan Palestina pada tahun 18 639 M.

Ketika itu Uskup Agung Sophronius-lah yang menyerahkan kunci gerbang kota Yerussalem kepada (Umar bin Khattab. Dengan syarat bahwa tidak diperbolehkan seorang Yahudi pun menetap/tinggal di wilayah Palestina Sejak itu, Palestina menjadi bagian dari wilayah dunia Islam. Hingga pada tahun 1099 negeri ini dirampas oleh pasukan Salib. Dalam hal ini keterlibatan Yahudi dalam perang Salib ini sudah mulai terlihat Bahkan mereka menyokong perang Salib ini untuk membuka rute-rute perdagangan ke timur melalui Palestina. Negeri itu dikuasai pasukan Salib selama 88 tahun. Yakni sejak tahun 1099 M. sampai tahun
1187 M.

Baru pada tahun 1187 M. pada masa Shalahuddin al Ayyubi, kaum Muslimin merebut kembali Palestina dari tangan kaum Nashrani. Selanjutnya, pada Perang Salib VII (1238- 1244). Palestina kembali dikuasai kaum Salib, di bawah pimpinan Richard Earl of Cornwall pada tahun 1240. Namun pada Tahun 1244 M. kaum Muslimin di bawah pimpinan Sultan Malikush-Shaleh (1239-1249) dan Emirat Ayyubiyah dan Sultan Jalaluddin Khawarizm Shah berhasil merebut kembali bumi Palestina. Sejak saat itu Palestina menjadi milik kaum Muslimin. Kemudian pada tahun 1917, sebagai akibat dari Perang Dunia I dan konspirasi Yahudi dan Nashrani, palestina diakui tanah kaum Yahudi, dan di bawah protektorat Inggris. Melalui deklarasi Balfour, 2 November 1917, Inggris merestui pendirian Negara Israel sebagai National home for Jews.

Kemudian melalui persekongkolan negara-negara kuffar internasional, kaum Yahudi merampas bumi Islam Palestina, dan mendirikan negara Israel Raya di Palestina pada 15 Mei 1948. Sejak Itu, atau bahkan Jauh masa sebelumnya, “ash-Shira’ bainal Muslim wal yahuud” di Palestina terus menggelinding bagai bom-bom waktu dan terus mewarnai lembaran-lembaran sejarah kaum Muslimin hingga dewasa ini. Perlawanan kaum Muslimin terhadap kolonialisasi pendudukan Yahudi telah dimulai sebelum negara Israel itu lahir. Misalnya pada tahun 1921. ketika terjadi politik Yahudisasi tanah-tanah Patestina tahun 1929, ketika Yahudi mengakui tembok al-Barraq sebagai milik mereka. Kemudian berturut-turut meledak lagi perlawanan kaum Muslimin pada tahun 1933,1936, l939 yang mengerahkan seluruh kekuatan masyarakat kaum Muslimin untuk menentang pendudukan lnggris. Kemudian pada tahun 1948, ketika kaum Yahudi mengumumkan berdirinya negara Israel. langsung mendapat perlawanan dari kaum Muslimin.
Hingga sekarang ini, telah dan sedang berlangsung perlawanan antara kaum Muslimin melawan orang-orang Yahudi. Baik yang tejadi pada tahun 1949,1956,1967 dan perlawanan terus menggelegar hingga tahun-tahun belakangan ini. Akankah HAMAS (gerakan jihadiyah Islamiyah yang lahir pada 8 Desember 1987 di Palestina ini) akan mewakili kaum Muslimin dari Dunia Islam untuk melanjutkan estafeta pembebasan Palestina Sejak di buka Umar bin Khattab, dibebaskan Shalahuddin al-Ayyubi? Wallahu a’lam.

Yang jelas Palestina adalah tanah waqaf kaum Muslimin. Kaum Yahudi sama sekali tidak berhak menduduki bumi Islam tersebut. Dan kita, kaum Muslimin dituntut berpartisipasi aktif dalam membebaskan kembali tanah-tanah Islam yang tengah dan sedang dirampas oleh kaum-kaum kuffar itu. Allah berfirman:

"Jika kamu berbuat baik, (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri. Dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang akhir, (Kami utus hamba-hamba-Ku) supaya mereka memburukkan muka-muka kamu, dan supaya mereka masuk kedalam masjid itu (masjid al-Aqsha) sebagaimana mereka telah masuk kedalamnya pada pertama kali dan supaya mereka membinasakan (kamu) habis-habisan selagi mereka berkuasa". (QS. al-Isra’/17:7).

0 komentar: