Kamis, 03 Oktober 2013

Narasi-Narasi Seputar Perang Salib I (1096-1099)


1. Muqaddimah

Artinva: Jika kamu mendapat luka, maka sesungguhnya kaum kafir itupun mendapat luka yang serupa. Dan masa(kejayaan dan kehancuran) itu. Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran). Dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) Shuhada’. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zhalim. (QS. Ali Imran/3:140).

Sejak Paus Urbanus II (1088-1099) dan pendeta Peter the Hermet menyerukan Perang Salib untuk membebaskan tanah suci Yerussalem, semangat fanatisme keagamaan di Eropa Semakin berapi-api, Sehingga khothah-khothah digereja-gereja Eropa ketika itu banyak diwarnai oleh tema-tema sentral Perang Salib. Pada saat yang hampir bersamaan, Dunia Islam masih saja terpuruk dalam perpecahan internal. Bani Setjug yang ketika itu merupakan kekuatan baru kaum Muslimin, Juga dilanda perebutan kekuasaan, sepeninggal Sultan Malik Syah (1092).

2. Menuju Konstantinopel 1096 M

Pada tanggal 15 Agustus 1095 M sebagaimana yang ditetapkan Paus Urbanus II berangkatlah pasukan-pasukan reguler sejumlah 300.000 tentara, terdiri atas petani-petani, pedagang, dan kaum bangsawan. Pasukan-pasukan itu dipimpin oleh pangeran-pangeran (princes), antara lain:

a. Godfrey de Bouillon, Duke of 1over Lorraine, bersama kedua saudaranya; Baldwin dan Eustace;
b. Robert, Duke of Nor
c. Robert, Count of Flanders;
d. Stephen, Count of Chartres;
e. Raymond IV, Count of Toulouse;
f. Hugh of Vermandois;
g. Bohemond, Duke of Tarentum; dan
h. Tancred, keponakan Duke of Bohemond.

Gerombolan pasukan Salib tersebut berkumpul diselatan Perancis. Pimpinan tertinggi diserahkan kepada Adhemar, uskup wilayah Puy, sedangkan pimpinan perang diserahkan kepada Raymond IV, tentara veteran dalam peperangan menghadapi kaum Muslimin di Spanyol. Pada tahun 1096 tibalah gerombolan pasukan Salib itu di Konstatinopel. Pada mulanya Kaisar Alexius Conmenus terperanjat menyaksikan jumlah angkatan Salib yang hanyak itu. Kemudian Kaisar Bizantium itu segera menyiapkan kapal-kapal dan sejumlah perahunya untuk mendaratkan pasukan demi pasukan ke pantai Asia Kecil.

3. Merebut Necea, 18 Juni 1097

Kemudian pasukan Salib mendarat di wilayah Nicomedia, mendekati ibukota Emirat Seljug. Pada waktu itu Emirat Seljug dipimpin oleh Sultan Kalij Arselan 1(1086-1 106). Untuk menyongsong serangan salib ini ia bersama 50.000 pasukannya bergerak maju menangkis serangan. Tetapi karena kekuatannya tak berimbang, kemudian ia mundur.kebalik danau Ascanius, bagian barat Nicea. Untuk mendesak pasukan kaum Muslimin ini, Kaisar Alexius menyeberangkan perahu-perahunya dari selat Bosporus ke danau itu, hingga pasukan pem anahnya dapat memasuki wilayah itu. Peperangan dahsyat terjadi di daerah itu. Pasukan Salib memperoleh kemenangan dalam perang itu. Adapun Kalij Arselan dan sisa pasukann ya mundur ke selatan. Sedangkan ibukota kerajaan akhirnya dipindahkan ke Anatolia, setelah sebelumnya terjadi pertempuran dahsyat di Doryleum. Dengan demikian Kota Nicea, ibukota Emirat al-Qonia dapat direbut oleh kaum Salib pada tanggal 18 Juni 1097.

4. Merebut Edess a/Arruha, 1098 M

Adalah Tancred, panglima dari Norman, bersama 700 tentara memisahkan diri dari Raymond. Mereka maju lebih dulu ke Selatan melintasi pegunungan Sepanjang pesisir Kilikia, dan menuju kota benteng Tarsus dan Malmistra. Dalam petualangan itu, ada pula Baldwin dan pasukannya.

Kemudian datanglah Perutusan kaum Nashrani dari Edessa. Mereka mengundang pasukan Salib untuk memasuki Edessa, yang terletak dalam wilayah Cappadocia, dan membebaskannya dari kekuasaan Seljug. Baldwin pun menyetujuinya. Ia dan pasukannya bergerak menuju Edessa, tanpa mendapatk an perlawanan. Di sana ia mengumumkan diri sebagai Raja Edessa. Kerajaan ini berkuasa selama 54 tahun, hingga direbut kembali oleh bangsa Seljug.

5. Merebut Antiochia, 1098 M

Menjelang penghujung tahun 1097 M. pasukan Salib yang dipimpin Raymond bergerak menuju Antiochia (Antiokia), melintasi perbatasan Syria Utara. Pada waktu itu kota tersebut dipertahankan oleh Emir Baghishah yang berkekuatan 7.000 pasukan berkuda, dan 15.000 pasukan infantri. Kedua pasukan besar itu terlihat dalam perang yang amat dahsyat selama tujuh bulan. Dalam peperangan tersebut kaum Muslimin menderita kekalahan. Kemudian dengan biadabnya, kaum Salib melakukan kekejian perang yang sangat biadab terhadap penduduk Antiochia. Mereka mengadakan pembantaian massal, pemerkosaan-pemerkosaan, dan pembunuhan - pembunuhan yang teramat sadis. Baru, pada hari ke-25 prosesi pembantaian itu, kaum Muslimin mendapat bantuan dari emir - emir Seljug di bawah panglima Karra Beg. Kota Antiochia direbut oleh pasukan Salib pada tahun 1098 M.

6. Merebut Yerussalem, 15 Juli 1099 M

Pada bulan Mei 1099 Count Raymond IV dan pasukannya sekitar 1500 pasukan berkuda dan 20.000 pasukan infantri bergerak menuju pesisir Libanon. Dalam perjalanannya mereka mendapatkan tambahan perbekalan dari pedagang Genua, dan Vinicia. Pada pertengahan tahun 1099 berlangsunglah penyerbuan besar-besaran terhadap Palestina. Empat puluh hari lamanya mereka mengadakan pengepungan terhadap kota suci tersebut. Pada hari Jum’at sore, Godfrey de Bouillon dan pasukannya berhasil memasuki tembok kota Yerussalem. Kemudian mereka mengadakan pembantaian, penyiksaan, pemerkosaan, dan genocide massal/penyembelihan massal terhadap kaum Muslimin. Ketika itu Palestina tengah berada dalam kekuasaan Daulah Fathimiyyah di Mesir. Dalam pembantaian massal tersebut, jatuh korban dan kaum Muslimin sekitar 70.000 orang. Suatu fakta sejarah, betapa intoleransinya kaum Nashrani terhadap kaum Muslimin, ketika mereka memperoleh kemenangan dalam perang. Kemudian setelah kemenangannya itu, kaum Salib mengirim sepucuk surat kepada Paus yang memberitahukan kemenangan mer eka. Isinya, antara lain:

“Musuh kita telah cerai berai dan mereka kami hancur leburkan. Beribu-ribu yang telah mati terbunuh berlumuran darah. Semua kuda-kuda kita telah terbenam lautan darah orang Timur sampai batas lututnya, musuh telah hancur lebur Sejak penaklukan itu, kaum Salib dengan mudah dapat menaklukkan kota-kota di Palestinà. Pasukan Salib kemudian melanjutkan ekspansinya, menguasai kota Akka pada tahun 1104, Tripoli pada tahun 1109, dan Tyre pada tahun 1124.

7. Hasil-hasil Yang Diperoleh Pasukan Salib

Penyerbuan dahsyat pasukan Salib pertama ini, menandai kemenangan pasukan Salib di satu sisi, dan kekalahan kaum Muslimin secara manusiawi pada sisi yang lain. Kemenangan kaum Salib ini disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain:

a. terpecah belahnya kerajaan bani Seljug ketika itu dan hilangnya persatuan kaum Muslimin
b. berdirinya kerajaan Genua dan Vinicia, dan berkuasanya bangsa Normandia di selatan Italia dan di kepulauan Sicilia, memudahkan pasukan Salib untuk menyeberangi laut Putih Tengah dan lain-lain.

Adapun hasil-hasil yang dicapai oleh kaum Nashrani dalam serangkaian Serangan Salib pertama tersebut, ialah berdirinya kerajaan-kerajaan Latin, yang bernaung di bawah Kingdom of Yerussalem/Kerajaan Yerussalem, yang langsung di bawah kekuasaan Paus di Roma/Vatikan. Ke-empat kerajaan Latin tersebut antara lain:

1. County of Edessa (1097-1146). Diperintah oleh Baldwin (1097-1118), Prince Jocelyn de Courtensia (1118- 1131), Prince Jocelyn II (1131-1144);
2. Kingdom of Yerussalem (1099-1187), Diperintah oleh: Godfrey de Bouillon (1099-1100), Baldwin I (1100-1144), Baldwin II (1118-1131), King Fulk of Anjou (1131- 1144), Baldwin III (1144- 1162), Almeric (1162- 1173), Baldwin IV (1173- 1183), Baldwin V (1183- 1186).
3. County of Antiochia (1099- 1149), Diperintah oleh: Bohemond I (1099-1111), Tancred (1111-1112), Bohemond II (1112—1120), Raymond (1120-1149).
4. County of Tripolis (1109-1289), Diperintah oleh : Raymond, dan lain-lain. Selain itu juga berdiri perkumpulan - perkumpulan/organisasi seperti: Knight of Templar (1118), Knight Hospitaller, dan lain-lain. Adapun daerah-daerah di Asia Kecil yang berhasil direbut kaum Salib, diserahkan kembali kepada kerajaan Bizantium. Sungguh pun demikian kaum Salib tidak berhasil menguasai daerah Syam seluruhnya. Beberapa kota yang masih dikuasat kaum Muslimin, antara lain: Hamah, Homs, Damaskus dan Aleppo.

8. Khatimah

Perang Salib pertama ini telah membuka lembaran sejarah yang kelam dan berharga bagi kaum Muslimin dalam fase intraksi Islam - Barat ini. Betapa tidak, beberapa kota-kota penting kaum Muslimin seperti Necea, Edessa/Arruha, Antiochia, dan Yerussalem telah menjadi ajang perampasan, penjarahan, pemerkosaan dan pembantaian massal yang sangat brutal oleh pasukan Salib. Terutama Genocide massal ini ditontonkan di kota Antochia dan Yerussalem. Dalam hal ini perang Salib merupakan Sejarah kekejian perang yang amat biadab. Namun kalau kita cermati lebih jauh, kekalahan kaum Muslimin secara manusiawi ini, sesungguhnya lebih disebabkan oleh faktor internal dunia Islam, bersamaan dengan itu kaum Salib menjarah wilayah-wilayah Dunia Islam tanpa perlawanan yang berarti. Diandaikan oleh para muarrikh, seandainya perang Salib Pertama ini terjadi setengah abad setelah wafatnya Malik Syah (1092), kecil kemungkinan kaum Salib dapat merebut wilayah-wilayah dunia Islam itu. Wallahu a’lam.

Ini memberikan ibrah kepada kita kaum Muslimin dewasa ini akan selalu meningkatkan ketaqwaan, keimanan, dan ke-Islaman kita dengan meningkatkan intensitas tarbiyah Islamiyah kita sehingga kita tidak menjadi dha’ful Ummah/ ummat yang lemah, dan mempunyai mana’ah terhadap serangan-serangan musuh-musuh Islam dan kaum Muslimin. Kedua, kita harus selalu waspada terhadap makar-makar destruktif mereka (QS. Ali Imran/3: 149), baik harakah yang samar- samar, melalui sektor penetrasi kebudayaan, peradaban, maupun yang secara transparan memusuhi Islam dan kaum Muslimin. Bukankah “History repeats itself”? Ketiga, dalam menyiasati tribulasi-tribulasi/tantangan da’wah Islamiyah, dalam kondisi bagaimanapun, kita harus tetap optimis. Buk ankah usaha-usaha kaum kuffar itu akan sia-sia belaka (al-Anfal/8:59). Bukankah izzah itu hanya ada pada kaum Muslimin. Dan bukankah Allah telah berfirman:

Artinya: Katakanlah kepada orang-orang kafir itu: “Kamu pasti akan dikalahkan ‘di dunia ini) dan akan dikumpulkan ke dalam neraka jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat. (QS. Ali Imran/3: 12).

Wallahua’lam bishshawab.

Shabarun Whs

Lanjut :  Narasi-Narasi  Seputar Perang Salib II (11-47-1149)

0 komentar: