Kamis, 16 Februari 2017


Kata Jin berasal dan kata “janna” yang artinya bersembunyi. Dinamakan jin karena tersembunyi dari pandangan mata manusia. Secara terminologis berarti makhluq ghaib (halus) yang diciptakan Allah dari api. "Dan sesugguhnya Kami telah menciptakan manusia dari tanah liat kering yang berasal dari lunpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum Adam dari api yang sangat panas". (al-Hijr/15:26-27).

Bangsa jin juga diwajibkan oleb Allah untuk beriman dan mengikuti Rasul Allah yang diutus kepada manusia. Berarti mereka mukallaf sebagairnana manusia yang sehat akal dan sudah baligh.

“Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu Rasul-Rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka menjawab: Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri. Kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang kafur (al-An’am/6:130).

Sebagaimana manusia umumnya, sebagian jin ada yang taat dan ada yang membangkang. Jadi ada yang Muslim dan banyak juga yang kafir.

“Dan sesungguhnya di antara kami (bangsa jin) ada yang shalat dan ada pula yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda- beda (al-Jin/ 72:11).

Ketika Adam diciptakan, maka jin dan malaikat disuruh sujud kepada Adam, namun sebagian jin menolak perintah Allah itu.

“Dan Ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat (yang secara implisit. perintah Itu ditujukan juga kepada bangsa jin): Sujudlah kamu kepada Adam!, maka sujudlah mereka semua kecuali iblis; Ia enggan dan takabbur dan adalah ia termasuk golongan yang kafir”. (al .Baqarah/2:34).

Mereka yang menolak itulah yang dinamakan iblis. Kata iblis berasal dan kata “ablasa" yang artinya putus asa. Dinamakan iblis, karena berputus asa dari rahmat dan kasih sayang Allah. Adapun anak buah mereka yang membangkang hingga sekarang itulah yang dinamakan ‘syetan. Dinamakan syetan karena mereka selalu menjauh dari kebenaran. Kata syetan berasal dari kata "syathana", yang artinya menjauh. Ada juga yang mengatakan berasal dari kata “syaatha" yang berarti marah atau terbakar. Pantaslah, memang mereka berasal dari api yang menyala.

Permusuhannya  

Jin yang telah berubah menjadi Iblis dan syetan itu selamanya akan memusuhi manuasia. Yaitu sejak mereka disuruh sujud kepada Adam. Karena pembangkangannya Itulah, mereka mendapat laknat dari Allah hingga hari kiamat. Dan sejak itulah mereka memproklamirkan permusuhan kepada manusia. Iblis menjawab: Karena Engkau (Allah) telah menghukum saya tersesat, maka saya benar-benar akan menghalangi mereka dari jalanmu yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan belakang, dari kanan dan kiri Dan engkau tak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (al A’raf/ 7: 16-17).

Ibnu Abbas menafsirkan: Datangnya dari depan itu berarti syetan meragukan manusia tentang akhirat, dari belakang berarti merangang kepada cinta dunia. Adapun datang dari kanan berarti meragukan tentang Agama, datang dari kiri berarti merangsang berbuat dosa.

Jin dalam memusuhi manusia menggunakan berbagai macam usaha dan cara, semuanya ditempuh, guna menyeret manusia ke neraka menemani mereka. Untuk itulah mengetahui strategi jin, syetan dan Ibis dalam menggelincirkan manusia adalah sesuatu yang dharurat (mendesak). Dengan ltulah, bila manusia mau mengantisipasinya tentu akan selamat di dunia dan akhirat. Adapun di antara strategi mereka itu antara Lain adalah:

1. Penyasatan (Tadhlil)

Secara fitrah manuasia telah dibekali hidayah untuk mengenali dan mengimani Allah. Allah telah mengutus para Nabi dan Rasul yang akan menuntun mereka dalam hidup di dunia ini untuk menuju akhirat kelak sebagai kehidupan yang abadi. Tetapi, jin, syetan dan Iblis tak akan pernah rela terhadap musuhnya sejak zaman nenek moyang itu. Segala cara akan ditempuh untuk menyesatkan manusia hingga takluk di hadapannya. Dalam menyesatkan manusia, mereka menempuh jalan antara lain:

a. Membisikkan Kejahatan (Waswas)

Jin selalu membisikkan keraguan, kebimbangan dan keinginan untuk melakukan kejahatan dan maksiat ke dalam hati manusia. Untuk itulah Allah menyuruh kaum Muslimin untuk berlindung dari hal itu, sebagaimana yang Ia beritakan dalam surah an-Naas ayat 1 aampai 6. Dengan waswas ini, banyak sekali manusia yang urung melakukan kebaikan..

b. Membuat Ke1upaan/Lalai (nisyan)

Jin dan syetan ingin selalu membuat manusia melupakan Allah, sehingga mereka tak mengingat atau menyembah-Nya lagi. Bila manusia sudah melupakan Allah, maka mereka akan melakukan amalan-amalan yang menyimpang dari tuntunan Islam.

c. Memanjangkan Angan-angan (Tamani)

Dan sesungguhnya saya akan menyesatkan mereka, dan sesungguhnya akan saya bangkitkan angan-angan kosong kepada mereka…..(an-Nisaa/4:119). Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syetan itu, tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka. (an-isaa/4:l20).

d. Memandang Baik Perbuatan Maksiat

Iblis berkata. Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik perbuatan maksyiat di muka bumi dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya kecuali hamba. hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka. (al Hijr/ 15:39-40).

e. Memberi Janji Palsu (Wa’dun)

Dan berkatalah syetan tatkala perkara (penghitungan di hari kiyamat) telah diselesaikan, Sesungguhnya Allah menjanjikan kepadamu janji yang benar dan akupun telah menjanjikan kalian tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan sekedar aku menyerumu, lalu kamu mematuhi seruanku. Oleh sebab itu, Janganlah kamu mencerca diriku akan tetapi cercalah dirimu sendiri Aku sekali-kali tak dapat menolongmu, dan kamu pun tak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku dengan Allah sejak dahulu, Sesungguhnya orang-orung yang zhalim ltulah yang mendapat siksaan yang pedih. (Ibrahim 14:22).

Begitulah penyesalan orang-orang yang menjadikan jin, syetan dan iblis sebagai kawan.

f. Menghalang-halangi dari Menyembah Allah

Aku mendapati dia (Ratu Balqis, negeri Saba) dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah. Dan syetan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, lalu menghalangi mereka dari jalan Allah), sehingga mereka tidak mendapat petunjuk (an Naml 27:24). Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh syetan sesungguhnya syetan itu musuh yang nyata bagimu. (az-Zukhruf/43:62).

g. Mendatangkan Permusuhan diantara Manusia

Sesungguhnya syetan bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kalian lantaran meminum khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kalian dari mengingat Allah dan shalat, Maka maukah kalian berhenti? (al-Maidah 5:91).

2. Takhwif (Menakut-nakuti Manuasia)

Syetan benar-benar teguh dalam memusuhi manusia. Mereka tak pernah putus asa untuk itu. Bila lewat cara pertama, tadhil (penyesatan), maka mereka akan menempuh jalan “takhwif”, yaitu menakut-nakuti manusia dari melakukan kebenaran yang telah diturunkan oleh Allah.

Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syetan yang menakut-nakuti pengikut-pengikutnya, oleh sebab itu janganlah takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman (Ali Imran/3:175).

Bila syetan berhasil dengan cara ini, rnaka manusia yang menjadi korbannya akan menjadi orang-orang yang menyembunyikan kebenaran dan mempejual belikan keben aran itu dengan harga murah. Terhadap orang-orang yang semacam itu Allah telah mengancam dengan adzab yang sangat pedih.

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa penjelasan-penjelasan dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati pula oleh semua makhluq yang melaknati (al-Baqarah/2:1 59).

Dalam memusuhi manusia, syetan kadang tidak sendirian, bahkan dibantu dan didukung sepenuhnya oleh manusia yang telah menjadi anteknya. Terkadang justru syetan yang berupa manusia itu yang jauh lebih kejam dan berbahaya. Untuk itu setiap Muslim wajib menjaga diri terhadap semua fenomena itu. Sesungguhnya syetan dan pasukannya beserta segala tipu dayanya adalah lemah sama sekali. Percayalah itu!

Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang kafir berperang di jalan taghut, oleh sebab itu perangilah kawan-kawan syetan itu, karena sesungguhnya tipu daya syetan itu sangat lemah (an-Nisaa’/4:76).

Menghadapi Jin  
Sesungguhnya Rasulullah saw. sebagai teladan kita. telah mencontohkan bagaimana menundukkan segala tipu daya jin, syetan dan iblis terhadap mansuia, jangan sampai diantara kita terjebak dalam masalah ini. Karena, banyak di antara manusia yang menghadapi jin ini dengan jin yang lain. Tak sedikit di antara manusia yang mendatangi dukun, para normal dan sejenisnya untuk keperluan dirinya. Itu semua adalah kebatilan. Menghilangkan kemungkaran tidak boleh dengan kemungkaran, karena hal itu tertolak dalam Islam.

Di antara cara menghadapi tipu daya mereka antara lain dengan keyakinan dan pemahaman yang benar terhadap al-Islam, selain itu dengan amalan-amalan yang dituntunkan oleh Rasulullah saw. yaitu antara lain:

1) Ber-Islam secara Kaffah (menyeleuruh) dan menjadikan syetan sebagai musuh.

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan (kaffah), dan janganlah kalian menuruti langkah-langkah syetan. Sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (al-Baqarah,/2:208). Sesungguhnya syetan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuhmu, karena sesungguhnya syetan-syetan itu hanya mengajak golongannya supaya menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (Fathir/35:6).

2) Membaca Ta’awudz. Membaca Surat a1-Baqarah, Ayat Kursi, Surat an-Naas dan al-Falaq banyak berdzikfr, dan berwudhu ketika marah.

Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya segala sesuatu ada punggungnya yang tinggi, dan punggung al-Qur’an adalah surat al-Baqarah. Barangsiapa yang membaca dirumahnya waktu malam tidak akan dimasuki syetan tiga malam, dan siapa yang membacanya siang hari, maka tidak akan dimasuki syetan tiga hari. (HR Thabrani, Ibnu Hibban dan Ibnu Mardawaih).

Abu Sa’id al Khudri berkata: Biasa Rasulullah saw. berlindung kepada Allah dari bahaya pandangan mata jin dan manusia, kemudian sesudah diturunkan surat Qul A’udzu birabbil falaq, dan qul a’dzu birabbinas, maka menggunakan kedua surat ini dan meninggalkan adanya berbagai cara yang lainnya. (HR. at-Tirmidzl dan an-Nasa’i).

Amalan-amalan tersebut diamalkan semata mengikuti petunjuk Rasulullah saw. sebagai bukti ketaatan kita kepada Allah Azza wa Jalla. Bila kita amalkan semata karena Allah dan dengan benar maka menjadi kewajiban Allah untuk melindungi kita dari segala musibah dan bencana dan kejahatan segala makhluq-Nya. Dan, memang setiap ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya yang dilakukan dengan benar dan ikhlas akan senantiasa menjauhkan manusia dari segala godaan jin, syetan dan iblis. Inya Allah

0 komentar: