Jumat, 30 Desember 2016

KONSEP JIHAD DALAM ISLAM


Bagi orang yang antipati terhadap Islam, terkesan tidak ada istilah yang paling menakutkan kecuali “jihad”. Para kaum kafir (non Islam) terhinggapi ketakutan psikologis, bila jihad masih mendarah daging di tubuh ummat Islam, mereka takut hancur. Karenanya. mereka berupaya dengan aneka cara (metode), untuk memisahkan jihad dari kaum Muslim. Akibatnya ummat Islam pun takut akan konsekuensi jihad, sehingga mereka berusaha mendistorsi pemahamannya terhadap jihad.

Sesungguhnya tiap Muslim yang meyakini bahwa agama Islam sebagai agama yang sempurna (dien syamil). paling minimal, secara sistematik dibangun melalui tiga sub sistem yaitu: Pertama, asasul Islam yang mencakup asasul aqidah dan asasul Ibadah; kedua, Binaul Islam yang terdiri dari manahijuI hayaf (sistem kehidupan); dan ketiga, muayyadatul Islam (tiang penegak atau pelindung Islam), lbarat suatu rumah, asasul aqidah dan asasul lbadah (asasul Islam) adalah sebagai fondasinya, sementara, binaul Islam adalah merupakan tubuh bangunan dan Muayyadatul Islam sebagai atap rumah.
Muayyadatul Islam terangkat dari dua, yaitu: rnuayyadatul Islam yang bersifat Rabbani (divinen), berupa janji, ancaman, pahala, sorga dan neraka, disatu pihak. Dan Muayyadatul Islam yang bersifat Insan! (humanity) di antaranya, Jihad fisabilillah. Dengan demikian, Islam tanpa jihad Ibarat rumah tanpa atap, sehingga kejayaan atau kejatuhan mereka erat berkelindan dengan hubungan mereka dengan Jihad.
Tatkala ummat akrab dengan jihad. mereka kan berjaya, tetapi, Jika jauh dari jihad, kehinaan niscaya membayang di pelupuk mata. Dalam defenisi yang lain, Jihad adalah konsekuensi keimanan. Iman tak akan ada artinya tanpa jihad. Sedangkan jihad tak akan terwujud tanpa ada keimanan, atau paling tidak, Iman tanpa Jihad nilainya sangat rendah di hadapan Allah (QS. 4:94 s/d 96), bahkan jihad salah satu tiket masuk surga (QS. 3:142).
Oleh karena Itu, Iman yang benar akan menuntun kepada kesiapan hijrah, sementara hijrah merupakan pengantar Jihad (QS.8:72, 74 dan 76). Maka, di saat ummat Islam lagi bergiat untuk kebangkitan Islam, perlu klta kenali kemball konsepsi jihad yang hampir hilang, dikaburkan dan disalah fahami, agar kita bisa mengarahkan kekuatan sejarah kearah yang benar, yakni kejayaan Islam.
Menurut H.A.R Sutan Mansyhur dalam bukunya “jihad, dalam tata bahasa arab, jihad berasal dari tiga huruf yaitu: al-Jim, al-Haa dan al-Daal. Mapun huruf alif pada kalimat “jaah ada” Itu adalah tambahan. Sementar a, menurut etimologi bahasa arab, berarti bekerJa sepenuh hati, bersungguh-sungguh atau betjuang. Al-Qur‘an acap kali menegaskan jihad dan merangkaikannya dengan fisabilillah, yang memberi makna, bahwa Seharusnya ummat Islam berjuang di jalan Allah untuk menegakkan Dienullah di muka bumi, dengan ikhlas, sepenuh hati, dan sanggup menghadapi konsekuensi (risikonya).
Jihad harus digerakkan untuk terwujudnya atau tegaknya dinul Islam, maka menurut kami, jihad harus diaktifkan kepada dua sasaran yaitu sasaran internal (pembinaan ke dalam) berupa upaya yang optimal agar kaum Muslim memiliki kesadaran untuk menegakkan dienul Islam. Sedangkan jihad eksternal adalah gelora perjuangan yang bertujuan menyiarkan Islam kepada orang-orang kafir dan mempertahankan diri dari Serangan-serangan mereka sehingga bangunan Islam semakin luas dan Semakin aman.
Dalam proses memperjuangkan sasaran jihad, maka perlu diwujudkan melalui dua kekuatan, yaitu diri dan harta, seperti terlansir dalam firman Tuhan, di antaranya: Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari adzab yang pedih? yattu kamu berirnan kepada Allah dan Rasul-Nya, berjihad di Jalan Allah dengan harta dan Jiwamu, itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahuinya.
Secara total, jihad dapat diimplementasikan dengan ragam cara. Maka, tulisan ini akan memuat beberapa Implementas jihad di antaranya:
1. Jihad Qalbi, Jihad dengan hati yakni mempertahankan keyakinan terhadap Islam. Minimal mampu mencintai kebenaran dan membenci kebatilan, inilah Jihad yang paling ringan dan paling rendah nilainya, bahkan jika jihad ini telah tiada dalam diri seseorang, maka hilanglah lmannya.
Siapa di antara kamu yang melihat suatu kemungkaran hendaklah mengubahnya dengan tangan. Jika tidak sanggup hendaklah dengan lidahnya. Dan Jika tidak mampu hendaklah dengan hatinya, itulah yang selemah - lemhi iman. (Muttafaqun alaih).
2. Jihad Lisani, yaitu menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang mengandung keselamatan, dengan hujjah yang kuat, sehingga tersampainya Islam yang syamal (utuh), yang shahih (benar). Jihad ini lebih dikenal dengan tabligh dan da’wah dalam pengertian sempit. (QS. 25:63; QS. 16:125, QS. 25:52; QS. 41:33-35, dll). Dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada Jiwa mereka. (QS. 4:63). Jihad ini,Juga bisa berbentuk penyebaran Informasi lewat buku-buku, majalah, brosur ceramah, pengajian dsb.
3. Jihad siyasi, yaitu jihad lewat politik, pemerintahan dan birokrasi. Sesungguhnya sebesar-besar Jihad ialah mengemukakan kata-kata yang adil didepan pemerintahan yang zhalim. (HR. Abu Daud clan Ibnu MaJah).
4. Jihad Asyakari, yaitu Jihad dengan kekuatan militer ,Jihad ini sering disebut juga dengan “qital” (perang). Hal Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir yang munafik Itu, dan bersikap keraslah kepada mereka (QS. 9:73), juga bisa dibaca dalam QS. 2:73.
5. Jihad Mali: Jihad lewat materi, harta benda dan fasilitas.

Dan belanjakanlah (hartamu) di jalan Allah. dan janganlah menjatuhkan dirimu sendiri dalam kekuasaan. dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik (QS. 2:195).

Ini, harus klta pahami betul, sebab jihad nafsi yang terwujud dalam lima bentuk jihad di atas tak akan bisa terealisir (terlaksana) tanpa jihad harta, karena keduanya tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain. Sebagai kesimpulan dari bahasan yang ringkas ini: Jihad merupakan salah satu dari perwujudan Iman Seseorang. karena ada 3 hal yang tidak bisa dlpisahkan dalam beberapa ayat al-Qur’an, yaitu iman, hijrah dan jihad (QS. 8:72, 74 dan 76).
Kecintaan terhadap jihad bagi seorang mukmin harus diletakkan pada urutan ke tiga setelah cinta kepada Allah dan Rasul-Nya (QS. 9:24). Mukmin yang berjihad memiliki derajat yang tinggi di hadapan Allah. (QS. 4:95-96). Jika ummat Islam kehilangan semangat jihad, niscaya Allah akan menggantikan dengan kaum yang lain yang siap berjihad dengan segala konsekuensinya. (QS. 5:54). Dan barang siapa yang siap berjihad, akan mudah menjalani kehidupan sebagai manusia. (QS. 29:69). Pertanyaan terakhir yang mengedepan. sanggupkah kita berjihad dengan segala kesanggupan kita menuju tegaknya dinul Islam di muka bumi ini?

0 komentar: